Bucharest (ANTARA) - Berbagai pencapaian spektakuler China di bidang luar angkasa memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia, kata Dumitru Prunariu, astronaut pertama dan satu-satunya Rumania dalam sebuah konferensi internasional pada Kamis (7/7).

Prunariu menyampaikan pernyataan tersebut saat mempresentasikan secara rinci program luar angkasa China dan tujuan-tujuan spesifiknya kepada audiens yang terdiri dari para akademisi, peneliti, diplomat, dan duta besar dari 20 negara pada sebuah konferensi bertajuk "Asia's Century".

Perkembangan teknologi China "mencapai puncaknya pada keberhasilan penerbangan Yang Liwei ke luar angkasa pada 2003 yang menjadikan China sebagai negara ketiga yang secara mandiri mengirim manusia ke luar angkasa," kata Prunariu, astronaut ke-103 dunia yang juga pensiunan jenderal dan mantan duta besar.

"Pada 2016, misi penerbangan luar angkasa berawak selama 33 hari membuktikan bahwa China siap untuk sebuah stasiun luar angkasa jangka panjang yang dibangun dan dikelola sendiri," tuturnya.
 
   Sebagai perwakilan tetap di Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penggunaan Antariksa untuk Tujuan Damai (United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space/COPUOS) selama 35 tahun, Prunariu memiliki informasi langsung tentang program luar angkasa semua negara dan pandangan komparatifnya


"Pada 2018, China melakukan lebih banyak peluncuran orbital dibanding negara-negara lain di planet ini untuk pertama kalinya dalam sejarah," ujar Prunariu.

Ia menggambarkan skala program luar angkasa China sebagai "mengesankan" karena bukan hanya mencakup jumlah peluncuran terbesar dan stasiun luar angkasa milik mereka melainkan juga ekspedisi berawak ke Bulan, Mars, serta misi antarplanet untuk menjelajahi Tata Surya dan sekitarnya.

Pada 2007, China menjadi negara kelima yang mengirim satelit ke orbit Bulan. Pada 2013, China mendaratkan Chang'e-3 di permukaan Bulan, menjadikannya negara ketiga yang berhasil "mendarat mulus" di Bulan.

Pada 2020, China berhasil melakukan misi membawa kembali sampel Bulan, menandai rampungnya program eksplorasi Bulan tiga fase China yakni mengorbit, mendarat, dan membawa pulang sampel, yang dimulai pada 2004.

"China merupakan salah satu anggota paling aktif, yang menunjukkan minat dalam kerja sama yang damai dan berkelanjutan di bidang luar angkasa, dengan penekanan khusus pada Bulan dan benda-benda langit lainnya," ungkap Prunariu. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022