Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU Dr KH Said Aqil Siroj meminta pemerintah membela ekonomi kerakyatan, karena ekonomi kerakyatan bukan hanya menyangkut nasib orang kecil, namun hal itu akan menentukan kedaulatan ekonomi nasional.

"Karena itulah, dengan pendirian yang tak pernah berubah, saya tak bosan menyerukan bahwa ekonomi kerakyatan wajib dibela," katanya dalam sambutan pada pembukaan "NU Expo 2012" yang dilakukan Wapres Boediono di Surabaya, Kamis.

Dalam kesempatan itu, Said Aqil menyatakan Dr Boediono pada dasarnya adalah seorang akademisi, yang salah satu gurunya dari Universitas Gadjah Mada adalah almarhum Dr Moebyarto.

"Saya tahu betul bahwa Pak Moebyarto hingga kini dikenal dan dikenang sebagai sosok yang teguh mengembangkan ilmu ekonomi kerakyatan. Adalah sangat tepat jika kita meminta kesediaan beliau untuk berbagi mengenai pentingnya pengembangan ekonomi kerakyatan," katanya.

Menurut dia, NU Expo 2012 yang akan digelar hingga 29 Januari itu adalah salah satu tanda bahwa kegiatan ekonomi yang bersendikan nilai-nilai kerakyatan masih berdenyut dan berdetak kencang.

"Hari ini kita kian merasakan, nilai kerakyatan semakin penting dan mendesak, bukan hanya karena menyangkut nasib orang kecil, namun ia menjadi pondasi bagi kedaulatan ekonomi nasional," katanya.

Oleh karena itu, dirinya mewakili PBNU menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) dan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) yang memungkinkan "NU Expo" kembali digelar.

"Ke depan, ihtiar-ihtiar semacam ini mesti terus disebarluaskan ke banyak daerah. NU Expo adalah bagian dari serangkaian kerja besar kita semua untuk mengembangkan sektor ekonomi produktif di level grass root," katanya.

Apalagi, NU Expo di Surabaya seolah-olah mengingatkan sejarah penting NU yang lahir di Kota Pahlawan, yakni embrio kelahiran NU adalah Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Kaum Saudagar).

"Kita tidak perlu berpijak pada masa lampau, tapi kita perlu mengambil spirit Nahdlatut Tujjar yang dirumuskan dalam `Statuen NU (AD/ART) fatsal 3 poin f yang berbunyi mendirikan badan-badan oentoek memadjoekan oeroesan pertanian, perniagaan dan peroesahaan jang tiada dilarang oleh sjara` Agama Islam," katanya.

Semangat berwirausaha telah dicontohkan Nabi Muhammad. "Jadi, jika umat Islam menjalankan keislaman sepenuhnya meneladani, meniru, dan mengikuti Nabi, bukankah menjadi wirausaha yang baik adalah bernilai ibadah juga," katanya.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden Boediono mengharapkan agar para pengusaha Nahdliyin bersinergi bersama dengan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena tidak mungkin ada satu pemerintahan yang mampu memikul tugas tersebut sendirian, tanpa dukungan masyarakat.

"Saat ini masih banyak warga Indonesia yang tertinggal tingkat kesejahteraannya. Adalah tugas kita bersama untuk terus menolong dan membantu mereka. Di sini, kita bisa bersinergi," katanya saat membuka Rembug Nasional Saudagar Nahdlatul Ulama dan NU Expo 2012 di Surabaya itu.

(T.E011/D010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012