Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 30.000 murid Sekolah Dasar (SD) dari 126 sekolah di Washington DC, Amerika Serikat, antusias menyantap makanan Indonesia pada menu makan pagi, siang dan sore melalui program "Indonesian Food Day" yang diselenggarakan Rabu.

"Puluhan ribu murid SD tersebut antusias menyantap makanan Indonesia," ujar Sekretaris II Hubungan Informasi dan Media Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington, Nur Evi Rahmawati, dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA, Kamis.

Murid-murid tersebut, lanjut dia, menikmati sarapan pagi ketan hitam. Kemudian pada siang harinya menikmati menu utama seperti semur daging, gulai ayam, orak-arik dan selada Padang.

"Kemudian untuk makan sore diberikan makanan berupa sate ayam. Jumlah keseluruhan porsi makanan yang diberikan sebanyak 60.000 porsi," tambah perempuan yang akrab disapa Evi ini.

Makanan-makanan itu dimasak oleh para koki sekolah, yang sebelumnya dilatih oleh KBRI sepekan sebelumnya. Berbeda dengan di Indonesia, AS yang mempunyai peraturan ketat dalam soal makanan tidak memperbolehkan semua bumbu dipakai.

"Kacang-kacangan, kemiri tidak boleh dipakai karena bisa menyebabkan alergi. Begitu juga beras putih juga tidak diperbolehkan, karena kandungan gulanya yang tinggi," kata dia lagi.

Berbagai kriteria dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh DC Public School tersebut mengharuskan tim KBRI Washington DC untuk melakukan kompromi dan variasi bumbu.

Program "Indonesian Food Day" merupakan program kerja sama DC Public School dengan KBRI Washington, D.C. Program ini menjadi bagian "Global Food Day", sebuah proyek percontohan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para murid mencoba berbagai variasi makanan sehat dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Acara ini dibuka langsung oleh Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal. Selain menyantap makanan Indonesia, anak-anak SD itu juga mengikuti kursus tari poco-poco, musik angklung dan gamelan, baju-baju tradisional dan membuat klepon," tambah Evi.
(I025)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012