Kupang (ANTARA News) - Kapal-kapal feri milik PT ASDP Feri Indonesia Cabang Kupang, Senin, tidak melayani angkutan penyeberangan di Nusa Tenggara Timur karena gelombang besar dan angin kencang melanda perairan daerah itu.

"Tinggi gelombang berkisar antara 0,75-1,5 meter dengan kecapatan angin antara 5-10 km per jam, sehingga cukup berbahaya bagi kapal-kapal feri untuk melayani lintas penyeberangan jauh di tengah cuaca buruk seperti itu," kata Manajer Operasi PT ASDP Feri Indonesia Cabang Kupang Arnold Yansen ketika dihubungi, Senin.

Ia mengatakan lintas penyeberangan Kupang-Rote sejauh sekitar 40 mil yang biasa beroperasi pada pagi hari, dilarang untuk beroperasi karena tinggi gelombang di Selat Pukuafu antara Pulau Timor, Rote dan Semau tidak bisa dilalui oleh kapal feri.

"Karena kondisi laut kurang bersahabat, maka kami memutuskan untuk melarang beroperasinya kapal feri ke Pulau Rote," katanya dan menambahkan larangan tersebut juga bagi lintas penyeberangan Kupang-Lewoleba di Pulau Lembata sejauh sekitar 120 mil.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun El Tari Kupang Syaiful Hadi yang dihubungi secara terpisah mengatakan NTT saat ini tidak hanya dilanda hujan lebat, tetapi juga angin kencang sehingga cukup berbahaya bagi keselamatan armada pelayaran yang beroperasi di wilayah perairan provinsi kepulauan ini.

Berdasarkan hasil foto satelit, katanya, tinggi gelombang di wilayah perairan NTT bisa mencapai tiga meter dari keadaan normal antara 1-2,5 meter dengan kecepatan angin berkisar antara 15-40 km per jam.

Ia mengatakan dalam beberapa hari ke depan, NTT masih dilanda cuaca buruk seperti hujan lebat disertai angin kencang yang kemudian memicu terjadinya tanah longsor, banjir dan angin puting beliung yang mampu merubuhkan rumah-rumah penduduk serta pepohonan yang ada.

Menurut dia, kondisi tersebut belum terlalu mengganggu aktivitas pelayaran dan penerbangan, namun perlu diwaspadai karena dalam kondisi tidak terduga bisa terjadi gelombang besar serta awan tebal yang kemudian memicu terjadinya hujan lebat.

Syaiful Hadi menjelaskan terjadinya curah hujan yang tinggi yang disertai pula dengan angin kencang yang memicu terjadinya gelombang besar di wilayah perairan NTT, karena sedang tumbuh pusat tekanan rendah di utara Australia di tenggara Pulau Timor.

"Pertumbuhan pusat tekanan rendah ini, kita masih terus memantau perkembangnnya, karena hal itu menjadi penyebab terjadinya hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang besar di wilayah dataran rendah NTT," katanya menambahkan.

"Pusat tekanan rendah di Utara Australia, sebelah tenggara Pulau Timor, masih kita pantau terus perkembangannya, karena merupakn penyebab terjadinya angin kencang dan hujan lebat bercampur kilat," katanya.

(L003)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012