London (ANTARA News) - Permintaan energi seluruh dunia diperkirakan akan meningkat hampir 40 persen pada 2030, didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan penduduk di negara-negara berkembang, raksasa minyak Inggris, BP, memperkirakan pada Rabu.

"Energy Outlook" tahunan BP melukis sebuah gambaran perlambatan tajam permintaan di 34 negara industri terkemuka dunia dalam Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) -- dan permintaan meningkat cepat di tempat lain, lapor AFP.

"Permintaan energi global akan tumbuh sebesar 39 persen pada 2030, atau 1,6 persen per tahun, hampir seluruhnya di negara non-OECD," kata BP dalam laporannya.

"Konsumsi di negara-negara OECD diperkirakan akan meningkat hanya 4,0 persen pada total selama periode tersebut," tambahnya.

Sementara itu, permintaan dari China diperkirakan "melambat secara signifikan" setelah 2020 karena lokomotif ekonomi Asia itu matang.

Permintaan minyak dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 16 juta barel per hari selama 20 tahun berikutnya, dan melampaui 103 juta barel per hari pada 2030, menurut BP.

Permintaan tambahan ini akan dipenuhi terutama oleh pertumbuhan pasokan dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), tetapi juga dari sumber-sumber non-OPEC seperti penemuan di minyak laut dalam Brazil, pasir minyak Kanada dan serpih minyak AS.

"Pertumbuhan pasokan konvensional, termasuk serpih minyak dan gas AS, pasir minyak Kanada, dan minyak laut dalam Brazil, terhadap latar belakang penurunan bertahap permintaan minyak, akan melihat belahan bumi barat menjadi hampir sepenuhnya mencukupi keperluan energi pada 2030," tambah BP.

"Ini berarti bahwa pertumbuhan di seluruh dunia, terutama Asia, akan semakin tergantung pada Timur Tengah khususnya untuk peningkatan kebutuhan minyaknya."

Perusahaan energi terkemuka yang tercatat di London ini, juga meramalkan bahwa pangsa kartel minyak OPEC dari produksi minyak mentah global akan naik ke tingkat tertinggi sejak 1970 selama periode proyeksi.

"Pada proyeksi kami, pangsa OPEC dari produksi global akan meningkat dari 42 persen di tahun 2010 menjadi 46 persen pada tahun 2030, tingkat yang belum tercapai sejak tahun 1977," kata kepala ekonom BP, Christof Ruehl.

Sementara BP memperkirakan bahwa energi global akan tetap didominasi oleh bahan bakar fosil, yang akan mencapai proyeksi 81 persen dari kebutuhan energi 2030. Itu dibandingkan dengan tingkat saat ini sekitar 86 persen.

Namun, pada saat yang sama, banyak konsumen diharapkan untuk beralih ke gas dan energi terbarukan dengan mengorbankan minyak dan batubara, selama periode proyeksi.

"Laporan ini dengan bergantian menantang, menarik dan merangsang untuk siapa pun di bisnis energi," tambah kepala eksekutif BP Bob Dudley.

"Ini membantu kita untuk menjadi realistis dan optimis. Ini menunjukkan ada hal-hal yang kita tidak dapat ubah -- seperti pengemudi yang mendasari permintaan energi -- dan hal-hal yang kita dapat ubah -- seperti cara kita memenuhi permintaan itu."

"Pesan utama adalah bahwa kita harus memiliki sebuah sektor energi terbuka, kompetitif yang mendorong inovasi dan memaksimalkan efisiensi dalam rangka untuk menikmati energi yang cukup, aman dan berkelanjutan ke masa depan." (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012