Jakarta (ANTARA News) - Hujan yang mengguyur Jakarta mungkin bersifat asam karena dekat sumber polusi udara, kata Pakar Air dan Perubahan Iklim Lembaga Imu Pengetahuan Indonesia, Heru Santoso, kepada ANTARA News.

"Terjadinya hujan asam dapat dilihat dari sumbernya, kalau Jakarta, saya anggap berada di dekat pabrik, ya (polusinya) tinggilah dibandingkan kota lain," kata Heru.

Heru memaparkan, hujan asam terjadi karena polusi udara, terutama partikel-partikel yang aerosol terutama sulfit dan oksida nitrogen.

Namun, tingkat polusi udara di Jakarta dipengaruhi pula oleh sirkulasi udara dari pantai.

"Angin dari pantai cepat menghapus polusi di Jakarta, kemudian mengalir ke daratan yang lebih tinggi," kata Heru.

Menurut Heru, hujan yang bersifat asam tidak begitu bisa dibedakan dari hujan dengan derajat keasaman normal (pH 7).

"Harus dilakukan uji laboratorium atau dengan peralatan portable (jinjing) yang sudah banyak dipakai." kata Heru.

Dampak korosif zat asam dapat dilihat dari gedung-gedung yang cepat rusak karena zat kalsium pada semen menjadi melarutkan asam, sementara tanaman akan menjadi kering karena kondisi asamnya sudah parah.

I026

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012