Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) mengaku kurang puas dengan kinerja Telkomsel selama 2011 yang tidak mampu mencapai target pertumbuhan jumlah pelanggan dan omzet.

"Kami sebagai anak bangsa kecewa atas kinerja manajemen Telkomsel. Sebagai "flag carrier" di industri telekomunikasi yang ditopang dengan sumber daya dan keuangan yang besar seharusnya Telkomsel mampu menunjukkan performa yang lebih baik," kata Direktur Eksekutif LPPMI Kamilov Sagala, dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Menurut Kamilov, ketika LPMMI melakukan klarifiksi penyebab penurunan kinerja tersebut, manajemen Telkomsel beralasan bahwa penyebabnya adalah industri telekomunikasi yang sedang memasuki masa saturasi.

"Alasannya, pasar sudah jenuh dan pendapatan dari layanan suara (voice) dan SMS sudah menurun. Padahal fenomena ini sudah diprediksi sejak tiga tahun lalu. Jika manajemen Telkomsel melakukan perencanaan yang matang, tentu bisa diantisipasi," ujarnya.

Kamilov berpendapat, yang memicu tidak tercapainya target tersebut tidak terlepas dari penurunan kualitas layanan yang dimiliki Telkomsel terutama bagi pelanggan data dan prabayar sejak proses migrasi sistem penagihan (billing system) dilakukan.

Ia mencontohkan, pada tahun 2011 di Pekanbaru layanan Telkomsel dikeluhkan masyarakat karena bermasalah. Belum lagi kasus sedot pulsa, di mana pihak penyedia konten dan layanan premium yang diindikasikan tidak terdaftar di regulator kebanyakan adalah mitra operator tersebut.

"Jika perintah Panja Pencurian Pulsa, DPR-RI yang mewajibkan mencadangkan dana untuk mengganti pulsa pelanggan dijalankan maka kinerja Telkomsel akan makin tergerus," katanya.

Menurut data, Telkomsel pada tahun 2011 mencatat 105 juta pelanggan, lebih rendah dari yang pernah ditargetkan Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno sebesar 115 juta pelanggan.

Sementara pendapatan anak usaha PT Telkom ini pada 2011 diperkirakan mencapai Rp48 triliun atau hanya tumbuh sekitar 6 persen dibanding pendapatan tahun 2010 sebesar Rp45,5 triliun.

Target pendapatan sebesar "double digit" seperti yang disampaikan direksi Telkomsel sama sekali tidak pernah lagi tercapai.

Kamilov menuturkan, cenderung menurunnya kinerja Telkomsel ini dikhawatirkan akan berdampak pada performa keuangan Telkom Grup.

"Saya rasa pertumbuhan pendapatan Telkom Grup 2011 akan sama dengan 2010 yakni sekitar 2-4 persen. Jika ini dibiarkan tentu akan semakin mengkhawatirkan karena Telkom merupakan penyumbang dividen kedua terbesar kepada negara setelah PT Pertamina," tegasnya.
(T.R017/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012