Otoritas transportasi federal Jerman (KBA) mengatakan bahwa penarikan tersebut mempengaruhi mobil yang dibuat antara tahun 2004 hingga 2015 dari seri SUV ML dan GL, serta minivan mewah R-Class.
Menurut KBA, sebanyak 993.407 kendaraan ditarik di seluruh dunia, termasuk sekitar 70.000 unit di Jerman.
“Korosi pada booster rem dalam kasus terburuk dapat menyebabkan koneksi antara pedal rem dan sistem pengereman terputus. Akibatnya, rem servis bisa berhenti berfungsi,” kata KBA, dikutip dari The Guardian pada Minggu.
Baca juga: Tesla "recall" mobil karena masalah CPU terlalu panas
Baca juga: Toyota tarik ribuan Lexus impor di China
Mercedes-Benz mengonfirmasi atas penarikan itu dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita AFP. Menurut perusahaan langkah tersebut diambil berdasarkan "analisis laporan terisolasi untuk kendaraan tertentu".
"Dalam kasus korosi yang sangat parah yang jarang terjadi, mungkin saja manuver pengereman yang sangat kuat atau keras menyebabkan kerusakan mekanis pada booster rem, di mana koneksi antara pedal rem dan sistem rem akan gagal," kata Mercedes.
"Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, tidak mungkin memperlambat kendaraan melalui rem servis. Dengan demikian, risiko kecelakaan atau cedera akan meningkat," tambah perusahaan itu.
Perusahaan mengatakan langkah penarikan tersebut akan dilakukan sesegera mungkin dan menghubungi pemilik kendaraan yang berpotensi terkena dampak.
“Proses penarikan akan melibatkan pemeriksaan kendaraan yang berpotensi terkena dampak dan tergantung pada hasil pemeriksaan, mengganti suku cadang jika diperlukan. Sampai pemeriksaan dilakukan, kami meminta pelanggan untuk tidak mengemudikan kendaraan mereka,” kata perusahaan yang berbasis di Stuttgart itu.
Baca juga: NHTSA desak Tesla beri penjelasan soal masalah rem di fitur autopilot
Baca juga: Renault dan lima pabrikan tarik 42.000 mobil karena komponen rusak
Baca juga: Tujuh perusahaan tarik hampir 12 ribu kendaraan karena perangkat lunak
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022