Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 15 orang luka-luka setelah atap dan dinding KA Ekonomi Rangkasbitung-Jakarta Kota jebol pada Jumat, pukul 07.33 WIB di Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Korban kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dan Rumah Sakit Medika Permata Hijau Jakarta. Dari 15 korban tersebut dua di antaranya dilarikan ke RSPP yakni, Liani Susanti (41) warga Taman Kedaung Raya dan Ade Iman (35) warga Pondok Pucung, sementara 13 korban lain dirawat di RS Medika Permata Hijau. Sepuluh korban hingga sekarang masih menjalani perawatan di RS Medika. Mereka adalah, Sutini (32) warga Kampung Tanjung, Hasbulah (51), Ferryanto (38) warga Bogor, Ahmad Junaedi (37) warga Cemplang Jawilan, Yanto (39) Warga Cisalih, Santi (16) Warga Menjangan, Nuryadin (23), Sandra (32) warga Jalan Puter, Muhayah (65) warga Kampung Cikabun, dan Ernawati (23) warga Parung Panjang. Tiga korban lainnya yakni, M Haris (29) warga Pondok Panjang, Agusnedi (31) warga Parung Panjang, dan Adi Tukiranoto (33) warga Pondok Raji dapat langsung dipulangkan karena hanya mengalami luka lecet pada kaki dan tangan. Menurut Kepala Unit Gawat Darurat RS Medika Permata Hijau Dr Muslim Budi Utomo, sebagian besar korban mengalami luka tidak serius, hanya lecet-lecet atau luka ringan lainnya. "Ada dua korban yang mengalami luka cukup serius sehingga harus menjalani perawatan lebih intensif, bahkan mungkin akan menjalani operasi," ujarnya. Dua korban tersebut adalah Ernawati (23), mengalami patah tulang pada lengan bagian atas, dan Nuryadin (23) patah tulang pada rahang bagian bawah. Sementara itu menurut Dirjen Perkeretaapian Dephub, Soemino Ekosaputro, penyebab ambrolnya atap dan dinding kereta api penumpang Nomor KA 907 itu adalah akibat terlalu banyak penumpang sedangkan kondisi kereta yang memang sudah tua (rusak). Menurut dia, kapasitas KA kelas ekonomi itu 120 penumpang/ gerbong dengan 80 penumpang duduk dan 40 penumpang berdiri, namun pada musibah itu jumlah penumpang di gerbong yang bernasib naas itu sebanyak 200 penumpang. Biasanya kereta tersebut membawa enam rangkaian gerbong namun pada saat kejadian membawa empat rangkaian gerbong. "KA tersebut buatan tahun 1981 dan sudah beberapa kali diperbaiki, terakhir pada tahun 2003," katanya. Salah satu penumpang KA Nursani Tambunan (45) mengatakan, KA tersebut berangkat dari Rangkasbitung pada pukul 05.15 WIB kemudian masuk Pondok Ranji pukul 07.17 WIB. Setelah masuki Tanah kusir dinding dan atap KA mulai membuka, semakin lama semakin melebar tetapi kereta api tetap melaju kencang. "Semua penumpang panik dan ketakutan, sehingga setelah KA memasuki Stasiun Kebayoran Lama, sejumlah penumpang baik yang di dalam maupun di atap gerbong meloncat untuk menyelamatkan diri meski KA belum berhenti," tuturnya. Akibat musibah tersebut sejumlah perjalanan KA yang melewati jalur Stasiun Kebayoran Lama mengalami keterlambatan, antara lain, KA Ekspres Merak Jaya, KA kelas ekonomi jurusan Rangkasbitung-Kota Jakarta.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006