Semarang (ANTARA News) - Adanya gengsi sosial di masyarakat untuk menggunakan produk-produk yang bermerek menjadi kendala dalam pengembangan mobil nasional, kata sosiolog Universitas Negeri Semarang, Rini Iswari.

"Di masyarakat memang ada semacam gengsi jika menggunakan produk bermerek, produk-produk luar negeri," katanya, usai pelaksanaan Olimpiade Sosiologi SMA/MA se-Jawa I Universitas Negeri Semarang (Unnes) 2012, di Semarang, Sabtu.

Menurut Rini yang juga ketua panitia olimpiade sosiologi itu, produk-produk impor yang identik dengan merek terkenal masih lebih dianggap bagus dan bergengsi, meski kualitas produk lokal sebenarnya sama.

Gengsi sosial itulah, kata dia, membuat produk buatan anak negeri, termasuk mobil buatan anak-anak sekolah menengah kejuruan (SMK) akan bersaing secara gengsi dengan produk-produk impor dan bermerek.

Ia menjelaskan, gengsi sosial memang ada, misalnya anggapan sebagian kaum perempuan zaman dulu bahwa untuk menunjukkan status sosialnya dengan mengenakan beragam perhiasan emas, namun kondisi sekarang berbeda.

"Kalau dulu kaum perempuan menunjukkan status sosialnya dengan ukuran perhiasan emas, saat ini kaum perempuan menunjukkannya dengan berbagai produk bermerek dari luar negeri, seperti tas, sepatu, dan baju," katanya.

Di sisi lain, pengajar sosiologi dan antropologi Unnes itu mengakui bahwa kemunculan mobil bertitel Esemka yang kemudian ramai dipesan banyak kalangan itu menunjukkan ada kerinduan dan kebanggaan produk lokal.

"Antara gengsi sosial dan kebanggaan itu saling tarik menarik. Kalau saya lihat sama-sama kuat, gengsi sosial masih ada, kebanggan juga besar. Ini tergantung langkah pemerintah ke depan bagaimana," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah harus merespons produk anak SMK itu, melakukan langkah, dan menentukan kebijakan untuk mengembangkan program mobil nasional seiring kuatnya respons masyarakat terhadap karya bangsa itu.

Kalau pemerintah segera bersikap untuk pengembangan mobil nasional, kata dia, rasa gengsi sosial akan tergeser dengan kebanggan untuk lebih menggunakan produk-produk lokal dengan kualitas yang tak kalah bagus.

"Langkah Wali Kota Solo Joko Widodo yang membuat mobil Esemka ramai diperbincangkan dan banyak dipesan berbagai kalangan pejabat sangat bagus. Termasuk juga peran media dalam mempublikasikannya," katanya.

Kampanye penggunaan produk lokal, kata dia, sebenarnya sudah banyak dilakukan, diawali mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang selalu mengenakan dan mengenalkan produk lokal dalam berbagai kesempatan.

Terkait olimpiade sosiologi itu, Rini menambahkan, beragam fenomena dan permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat menjadi materi yang diujikan pada peserta yang berasal dari 76 SMA se-Jawa, termasuk soal mobnas.
(U.KR-ZLS/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012