Jakarta (ANTARA News) - Banyak harapan mengalir menginjak 2012, seperti halnya yang diungkapkan sejumlah pengunjung dan pedagang di Monumen Nasional (Monas) saat perayaan malam pergantian tahun, Sabtu malam hingga Minggu dinihari tadi.

Nurdin Saefullah (31), seorang penjaja terompet misalnya, yakin bahwa tahun 2012 akan lebih baik dari tahun 2011.

Keyakinan itu kian kuat setelah tanda-tandanya ia alami. Sejak sore hari menggelar dagangannya, hampir semua terompetnya yang berharaga Rp10 ribu per buah terjual.

Simpel, dengan tanda-tanda itu Nurdin berkeyakinan tahun 2012 lebih baik, tidak seperti awal 2011 ketika ia harus berjulan sampai pagi--dengan hasil kurang memuaskan--juga di Monas.

"Jadi untung yang saya dapat adalah pertanda bahwa 2012 lebih baik dan membawa rejeki," katanya sembari kemudian berteriak "sayang anak-sayang anak".

Tidak hanya Nurdin, malam itu ribuan warga Jakarta dan sekitarnya membanjiri kawasan silang Monas. Deru kendaraan yang didominasi sepeda motor membahana dan semakin riuh meski jam baru menunjukan pukul 20.30 WIB, sehingga kepadatan sudah merebak ke semua lini jalan.

"2012 tinggal 4 jam lagi," ujar Sartono, seorang pengendara sepeda motor yang tampak kebingungan mencari tempat parkir di wilayah Monas.

Sartono yang datang dari daerah Cipinang mengaku jika malam pergantian tahun memang terasa pas jika dilangsungkan di Monas, karena biayanya yang murah dan biasanya ramai.

Setiap tahun ia mengaku jika selalu merayakannya di wilayah Monas, di tahun 2012 ia pun juga menyimpan asa layaknya Nurdin, dimana dirinya menginginkan kota Jakarta bisa bebas dari ancaman banjir.

Yang tak kalah seru dan mengundang tawa adalah gurauan seorang pengunjung asal Tangerang, Edi Saputra Wibowo (33), yang menyinggung tentang isu kiamat di 2012 yang marak dibicarakan di media.

Ia mengutarakan jika di malam tahun baru semua orang pasti meniup terompet, dan untung saja malaikat Israfil sang peniup terompet sangsakala tiak ikut meniup terompetnya. "Untung malaikat Israfil gak ikut-ikutan tiup terompet kalau ya bakalan jadi dah kiamat di 2012," ujarnya bergurau.

Harapan juga tampak di gedung-gedung perkantoran yang berada di seputaran Monas yang bersolek menyemarakkan malam pergantian tahun lengkap dengan gemerlap cahaya lampu.

Sebut saja gedung Indosat yang tampak kelap-kelip laksana bertabur berlian, seolah tak mau ketinggalan gedung Bank Indonesia pun diselimuti cahaya bak pelangi.

Monas sendiri menyambut para warga yang datang dengan tulisan besar berwarna merah bertuliskan "Maximum City" yang pajang di pintu masuk jalan Medan Merdeka Selatan.

Penjaja makanan hingga pernak pernik khas tahun baru pun tampak seolah berlomba memadati pelataran silang Monas yang berubah menjadi lautan manusia hanya dalam hitungan jam.

Monas, tahun ini tidak dijadikan sebagai pusat pesta perayaan tahun baru dan hanya diisi kegiatan dzikir akbar, namun antusiasme pengunjung yang hendak merayakan pergantian tahun seolah menafikannnya.

Di langit Monas tampak pendaran cahaya kembang api diringi dengan dentuman yang membahana di langit Jakarta yang bersahut-sahutan.

Tua - muda berbaur menjadi satu menyambut datangnya harapan baru atas nama tahun 2012 yang ditatap riang dan penuh semangat akan datangnya kemajuan.

(Yud)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012