Kinshasa (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Republik Demokratik Kongo (DRC) Etienne Tshisekedi,  "dilantik di rumahnya" pada hari Jumat.  Tshisekedi adalah sosok oposan yang menolak terpilihnya kembali Joseph Kabila sebagai presiden.

Tshisekedi, 79 tahun meraih tempat kedua dalam pemilu 28 November, mengabaikan larangan polisi bagi "pelantikannya", yang direncanakan di stadion sepak bola Kinshasa. Polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk mencegah acara itu dilaksanakan.

Karena banyak kendaraan lapis baja Pengawal Republik dan pasukan polisi yang dikerahkan ke stadion itu, acara akhirnya dipindahkan ke rumah Tshisekedi,di Kinshasa. Di tempat itu  polisi juga menggunakan gas air mata ke para pendukung dan pejabat partai Uni bagi Demokrasi dan Kemajuan Sosial (UDSP) berkumpul di luar.

"Pelantikan dilarang. Telah ada seorang presiden terpilih yang telah dilantik. Kami tidak dapat mengizinkan pelantikan presiden lainnya. Itu adalah satu tindakan subversi," kata satu sumber yang dekat dengan kepala kepolisian negara itu.

Tshisekedi disumpah dengan kitab Injil setelah kepala stafnya Albert Moleka membacakan satu pernyataan yang menyatakan "hari ini merupakan satu hari yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah negara kita yang lewati dari diktator via oligarki Kabila dan para pengikutnya ke demokrasi riil."

Juru bicara pemerintah Kabila, Lambert Mende segera menolak acara itu sebagai palsu dan tidak ada, serta "satu penghinaan pada sumpah."

"Kepala negara hanya dilantik di hadapan Mahkamah Agung," katanya. "Apakah anda melihat ada seorang hakim Mahakamh Agung?"
(H-RN)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011