Kairo (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Yaman Nurul Aulia mengatakan KBRI Sanaa sedang berusaha mengevakuasi santri warga negara Indonesia yang masih terperangkap dalam kepungan gerilyawan bersenjata.

"Kami sedang jajaki evakuasi para santri WNI di Ma`had atau Perguruan Darul Hadits, Dammaj, Provinsi Sa`dah, yang masih dikepung oleh militan Syiah bersenjata, Al Haouthi," kata Dubes Aulia yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Selasa malam.

Perguruan Darul Hadits berfaham Sunni Salafi yang terletak di kota Dammaj, Provinsi Saada, sekitar 260 kilometer sebelah utara ibu kota Sanaa itu dikepung gerilyawan Houthi sejak dua bulan lalu.

Aksi pengepungan tersebut dilaporkan telah menewaskan sejumlah orang, termasuk dua satri asal Indonesia akibat baku tembak antara kedua pihak.

Dua santri Indonesia yang meninggal pada bulan silam, yaitu Muhammad Soleh Bin Syamsul Bahri asal Batubara, Medan, Sumut, dan Jamiri Abdullah asal Kuala Simpang, Nangroe Aceh Darussalam, telah dimakamkan di perguruan Darul Hadits.

Dua mahasiswa lagi, Abdul Hadi asal Medan dan Abu Yusuf dari Ambon, Maluku, menderita luka-luka.

Staf KBRI sejauh ini belum berhasil mencapai kawasan itu akibat keamanan yang belum kondusif.

"KBRI berusaha evakuasi WNI tersebut jika mereka bersedia dievakuasi," kata Dubes Aulia.

Menteri Luar Negeri Marty Netalegawa pada akhir bulan lalu mengatakan, pemerintah Indonesia sedang menyiapkan evakuasi WNI menyusul tewasnya dua mahasiswa Indonesia akibat serangan pemberontak terhadap kampus mereka di Saada.

Sejak meletusnya konflik bersenjata antara pasukan pemerintah dan oposisi, pemerintah Indonesia lewat KBRI Sanaa telah memulangkan ratusan WNI ke Indonesia.

Bahkan, pada Juni lalu KBRI telah mendesak semua WNI untuk dievakuasi menyusul gawatnya situasi keamanan di Yaman akibat serangan bom terhadap Istana Presiden yang melukai Presiden Ali Abdullah Saleh.

Jumlah WNI yang masih bertahan di negara bergolak itu berkisar 2.300 orang lagi, umumnya bermukim di Hadramaut, wilayah bagian timur Yaman yang dilaporkan relatif lebih aman.  (M043)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011