Bengaluru (ANTARA) - Harga emas goyah dalam perdagangan bergejolak di Asia pada Kamis sore, karena dolar mencapai level tertinggi 20 tahun, mengimbangi dukungan dari imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih rendah, setelah data inflasi bulanan AS mengisyaratkan Federal Reserve kemungkinan akan tetap pada peta jalan kenaikan suku bunga yang agresif.

Emas spot turun tipis 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.850,81 dolar AS per ounce pada pukul 08.09 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.850,80 dolar AS per ounce, setelah menguat 0,7 persen sesi sebelumnya.

Dolar AS mencapai level tertinggi dalam hampir dua dekade, tonggak sejarah yang telah ditetapkan beberapa kali dan bertahan baru-baru ini, menjaga tekanan pada permintaan emas yang dihargakan dengan greenback.

Pertumbuhan harga konsumen AS melambat tajam pada April karena bensin turun dari rekor tertinggi, menunjukkan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya, meskipun kemungkinan akan tetap panas untuk sementara waktu dan menjaga langkah Fed tetap pada kebijakan untuk menaikkan suku bunganya.

Laporan inflasi datang setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan overnight dengan agresif sebesar setengah basis poin minggu lalu – kenaikan terbesar dalam 22 tahun – ketika bank sentral mendorong upaya menghapus kebijakan moneter era pandemi yang sangat longgar.

Meskipun dilihat sebagai lindung nilai inflasi, emas tidak menghasilkan bunga, dan sensitif terhadap kenaikan suku bunga jangka pendek AS dan imbal hasil obligasi.

"Dengan meningkatnya ekspektasi inflasi dan bukti uang mengalir ke emas, kami bertanya-tanya apakah harga terendah terbentuk kemarin (Rabu) di sekitar di atas 1.830 dolar AS," analis pasar senior City Index Matt Simpson mengatakan dalam sebuah catatan.

Namun demikian, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun yang turun untuk sesi keempat berturut-turut, mengurangi peluang kerugian memegang emas.

Mungkin ada beberapa dukungan dalam waktu dekat karena investor tahu bahwa begitu penguncian di China dicabut, mungkin ada lebih banyak dukungan untuk permintaan logam mulia, kata Brian Lan, direktur pelaksana di dealer GoldSilver Central.

Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 1,3 persen menjadi diperdagangkan di 21,28 dolar AS per ounce, platinum turun 1,2 persen menjadi diperdagangkan di 980,25 dolar AS, dan paladium jatuh 3,0 persen menjadi diperdagangkan di 1.974,64 dolar AS.

Baca juga: Saham Asia turun, inflasi AS picu kekhawatiran suku bunga naik agresif
Baca juga: Dolar dekat tertinggi 2 dekade, kebijakan Fed diperkirakan agresif
Baca juga: Minyak turun setelah melonjak di sesi sebelumnya terkait sanksi Rusia

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022