Kami bangga berhasil mengukir prestasi emas di ajang SEA Games XXVI ini
Palembang (ANTARA News) - Tim sepak takraw putra Indonesia mengukir sejarah dengan mempersembahkan medali emas untuk pertama kalinya setelah 40 tahun berdirinya Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI).

Saiful Rijal dan Yudi Purnomo, dibantu Nourizal, berhasil mengalahkan tim SEA Games putra Myanmar dengan skor 3-2, melalui permainan dramatis dan menegangkan di arena pertandingan Sriwijaya Promotion Centre, Palembang, Sumatera Selatan, Senin.

Manajer tim sepak takraw Indonesia, Usep Saparudin, sembari menangis mengatakan, kemenangan anak-anak asuhannya ini merupakan sejarah bagi sepak takraw Indonesia.

"Setelah 40 tahun menunggu, baru kali ini Indonesia mendapatkan medali emas," kata dia.

Usep menegaskan, perjuangan anak-anak itu sangat luar biasa sehingga mereka berhasil menumbangkan tim Myanmar 3-2, meskipun permainan lawan sangat keras.

"Kami bangga berhasil mengukir prestasi emas di ajang SEA Games XXVI ini," ujarnya.

Menurut dia, ini adalah awal dari kemajuan cabang olahraga sepak takraw Indonesia.

Ia juga mengharapkan, ke depan pembinaan sepak takraw akan terus ditingkatkan.

Pelatih sepak takraw Indonesia Bambang Edy mengatakan, kemampuan pemain melawan diri sendiri adalah kunci kemenangan tim putra di nomor ganda ini.

"Anak-anak telah berhasil melawan rasa takut dan juga beruntung, sehingga memenangkan pertandingan melawan Myanmar," kata dia.

Skor yang dicatat tim sepak takraw putra Indonesia melawan Myanmar mulai set pertama hingga set kelima adalah 15-10, 9-15, 11-15, 15-8, dan 17-15.

Pada SEA Games XXVI ini, sepak takraw berhasil menyumbangkan satu medali emas, tiga perak dan dua perunggu.

Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di arena pertandingan sepak takraw SEA Games ke-26 di Palembang itu, menandani keberhasilan meraih medali emas yang sudah lama dinanti-nantikan itu.

Semula tim takraw Indonesia menargetkan dapat meraih dua emas, namun hanya berhasil mendapatkan satu medali emas.

(ANT-037/I007)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011