Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Pemimpin negara-negara maju dan berkembang berkumpul di Nusa Dua untuk mengikuti pertemuan pucak ASEAN, ASEAN+3, dan Asia Timur.

Dari sekian ratus peserta, sekian bundel dokumen, dan sekian tumpuk permasalahan, ada satu magnet yang menarik perhatian banyak orang, yaitu Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Berita tentang kedatangan Obama bergema sejak beberapa hari sebelum dia akhirnya datang pada 17 November 2011. Sejak kabar itu, semua pihak sibuk mempersiapkan, melancarkan, merahasiakan, bahkan memberitakan kedatangan "Si Anak Menteng".

Kesibukan untuk mempersiapkan kedatangannya dilakukan sejak beberapa minggu sebelumnya. Militer Amerika Serikat belasan kali terbang ke Bali untuk mengangkut kebutuhan logistik kepala negara mereka.

Obama tidak menggunakan mobil tamu negara yang disediakan pemerintah Indonesia. Dia memilih mengangkut sendiri mobil Cadillac-nya. Mobil berikut segala amunisi dan sejumlah pasukan khusus itu diboyong beberapa kali dengan menggunakan beragam tipe pesawat angkut, antara lain C-17 Globemaster buatan McDonnell Douglas.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan,pada setiap kunjungan kenegaraannya, Presiden AS memang selalu membawa pasukan pengamanan sendiri.

Waktu kedatangan Obama juga baru terpastikan beberapa saat sebelum orang Orang Nomor Satu Amerika Serikat itu tiba. Demikian juga tempanya menginap. Tak seorang pun bisa memastikan di mana Obama akan tidur sebelum dia benar-benar tiba di Pulau Dewata.

Hiruk pikuk akibat kabar kedatangan Obama di Bali juga diikut warga Bali. Beberapa saat menjelang dia datang, ruas jalan yang menghubungkan Bandar Udara Ngurah Rai dengan Nusa Dua ditutup.  Tidak tanggung-tanggung, ruas jalan itu ditutup selama satu jam.

Polisi, dibantu pecalang atau petugas keamanan desa adat, bahkan meminta pengendara mematikan mesin kendaraan bermotornya saat iring-iringan rombongan Presiden AS melintas.

Sepuluh menit sebelum pesawat kepresidenan Air Force One mendarat di Bandara Ngurah Rai pukul 18.25 WITA, Jalan Ngurah Rai dan Jalan Raya Tuban lengang seketika. Ruas jalan itu mendadak menjadi kawasan bebas macet, tapi akibatnya ruas jalan menuju kawasan Kuta disesaki kendaraan yang antri.

Persiapan khusus juga terjadi di bandara. Sekitar 14 penerbangan, baik domestik maupun internasional, yang melalui Bandara Internasional Ngurah Rai ditunda saat Obama tiba.

Sugiyono dari PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Ngurah Rai mengatakan, ke-14 penerbangan itu memiliki jadwal hampir berdekatan dengan jadwal mendarat Air Force One.

"Sesuai aturan internasional, jika ada penerbangan VVIP maka akan dilakukan penundaan sekitar 30 menit sebelum kedatangan pesawat VVIP dan 15 menit sesudah pesawat VVIP mendarat," ungkapnya.

Tidak hanya itu. PT Angkasa Pura I Cabang Ngurah Rai telah menyiapkan lahan parkir khusus untuk pesawat pengangkut rombongan Obama.

"Lahan parkir itu disiapkan untuk dua pesawat berukuran sedang dan besar, pengangkut rombongan Presiden AS Barack Obama," kata General Manager PT Angkasa Pura I Cabang Ngurah Rai, Purwanto.

Yang meminta lahan parkir bagi pesawat jenis Boieng-747 dan Boeing-757 itu atas adalah Gedung Putih sendiri.

Superketat

Para wartawan harus siap beberapa saat sebelum Air Force One mendarat. Mereka harus menjalani prosedur pemeriksaan yang superketat sebelum bisa memasuki bandara.

Pertama, wartawan harus meletakkan semua alat liputan, seperti kamera, lensa, lampu sorot, dan sebagainya di ruang khusus. Kemudian, anjing pelacak mengendus alat itu satu per satu. Entah apa yang dicarinya.

Setelah petugas memastikan anjing tidak menemukan aroma mencurigakan, pemeriksaan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Di tahap ini, sejumlah petugas keamanan AS memeriksa wartawan secvara manual. Setiap alat dicermati satu per satu. Kamera dibolak-balik, lensa disorot menggunakan alat penerang khusus untuk memastikan tidak ada barang mencurigakan di dalamnya.

Kemudian wartawan boleh menuju landasan pacu setelah semua pemeriksaan manual selesai. Setibanya di landasan, wartawan bisa meletakkan alat liputan di tempat yang sudah ditentukan. Sebuah truk disiapkan bagi juru kamera atau fotografer yang ingin mendapatkan sudut ketinggian tertentu.

Aparat AS nampaknya memahami keperluan juru kamera. Mereka telah menyiapkan lampu sorot khusus, sehingga para juru kamera dan fotografer bisa mendapatkan pencahayaan yang baik.

Petugas kemudian menutup alat-alat itu dengan penutup khusus, sementara wartawan diminta meninggalkan alat dan menunggu di sebuah bus ber-AC.

Sejumlah wartawan sempat khawatir apakah tempat untuk meletakkan alat-alat itu sudah tepat. Mereka khawatir, pesawat akan mendarat terlalu jauh sehingga sudut pengambilan gambar kacau balau.

Kekhawatiran itu tak terbukti. Tepat beberapa menit sebelum Air Force One mendarat, petugas meminta wartawan turun dari bus dan menuju alat masing-masing.

Air Force One benar-benar berhenti tepat di titik yang sudah ditandai sebelumnya. Pintu pesawat tepat menghadap sorot kamera wartawan. Semua benar-benar penuh perhitungan.

Titik pendaratan ini dibuat khusus. Air Force One berhenti di tempat yang tidak biasa digunakan dalam pendaratan biasa.

Setelah menyalami beberapa orang yang menyambutnya, Obama melambaikan tangan kepada para wartawan. Kemudian, meluncur dengan Cadillac One.

Kendaraan kepresidenan AS itu mengantarkan Obama ke setiap acara dalam rangkaian KTT ke-6 Asia Timur di Nusa Dua. Cadillac itu hanya boleh dibuka oleh Secret Service --bukan oleh pasukan pengamanan Indonesia--setiap kali Obama tiba di tempat acara.

Obama telah menginjakkan kaki di Bali, namun kesibukan tidak berhenti. Semua orang sibuk, dari warga biasa sampai kepala negara, dari petugas keamanan hingga wartawan.

Semua kesibukan itu hanya untuk satu orang, yaitu Obama yang di masa kecilnya suka makan bakso dan sate, sama seperti umumnya orang biasa.(*)

F008/A011

Oleh F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011