Depok (ANTARA News) - Tim anggar beregu putra senjata sabel Indonesia kalah melawan peanggar Malaysia pada babak delapan besar sehingga langkah menuju semi final terhenti pada SEA Games XXVI di Balairung Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat.

Kekalahan tersebut akibat peanggar Merah-Putih tidak mampu mengumpulan poin sejak awal sehingga pada giliran atlet lainnya kesulitan untuk mengejar ketinggalan maka skor akhir 45-33.

Namun tim Merah-Putih yang diturunkan untuk beregu sabel putra yakni Rully Mauliadhani asal Sumatera Selatan, Idon Jaya Wiguna (Jabar), Hendri Eko Budianto (Sumsel) dan Jamaludin (Jatim).

Dengan kekalahan itu, maka ambisi untuk meraih tiket selanjutkan gagal maka Malaysia akhirnya meraih medali emas setelah menumbangkan tim Filipina dengan skor 45-33 pada semi final.

Bahkan tim Malaysia akhirnya melaju ke final dan mengalahkan Vietnam yang pada delapan besar mendapatkan prioritas "bye" dari panitia penyelenggara.

Semula tim anggar Indonesia diunggulkan oleh tim lainnya sebab bila mampu menumbangkan Malaysia maka tiket ke semi final terbuka lebar.

Akibat kekalahan tim tersebut, peanggar Rully Mauliadani menangis di pinggir arena karena telah berupaya sekuat tenaga mengejar ketinggaln poin akibat rekannya tidak mampu menyamakan kedudukan.

Selain itu, Rully telah mengkoleksi 12 poin, Idon (10) dan Hendri (6) serta selebihnya Jamaludin maka langkah mereka terjungkal oleh peanggar Malaysia.

Sebelumnya, tim anggar Indonesia optimistis meraih medali emas untuk nomor beregu mengunakan senjata sabel karena setelah melihat peluangan pada pertandingan perorangan.

"Jika melihat peta kekuatan lawan pada pertandingan perorangan, maka optimistis mendapatkan emas untuk beregu sabel putra," kata Ketua pelatih anggar, Edi Suwarto.

Dia mengatakan, optimistis itu perlu karena pertandingan sebelumnya peanggar yang diturunkan mampu mengalahkan tim dari negara lain meski tidak lolos ke final.

Jika melihat peluang itu, maka terbuka lebar untuk meraihnya, asal para atlet mau bekerja keras dan menerapkan taktik dan teknik bertanding, katanya.

Sedangkan Rully dan Hendri diturunkan untuk nomor perorangan dan mereka mampu mengalah peanggar Thailand, Vietnam dan Brunai Darussalam.

Dia mengatakan, diharapkan ketika bertanding para atlet tidak mengalami tekanan mental yang berarti sehingga saat di arena mampu menguasai emosi.

Bahkan peanggar diharapkan tidak tergesa-gesa namun mempertimbangkan waktu agar dapat kapan waktu menyerang dan menangkis secara baik dan menghasilkan poin.

Sering atlet terburu-buru untuk menyudahi pertandingan padahal telah memimpin sementara dalam poin, maka tim lawan dengan tenang mengejar ketertinggalan.

"Pada prinsipnya kesalahan dan kekeliruan pada pertandingan perorangan jangan dilakukan kembali ketika beregu," kata pelatih asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat itu.

 (A047)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011