Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI Ramadhan Pohan, menyatakan, akhir-akhir ini banyak politisi yang kebelet politik dengan selalu memojokkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"‎​Belakangan ini banyak politisi kebelet politik. Mereka serang dan lecehkan Presiden SBY di depan umum, baik atas nama diskusi, sarasehan, kumpul-kumpul politik atau juga statemen-statmen politik di media massa," katanya dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta, Senin.

Menurut Wasekjen DPP Partai Demokrat itu mengemukakan, mereka fokus menyerang dan memojokkan Presiden untuk kasus-kasus yang bukan urusan SBY. "Apa urusan kasus Nazar dengan Pak SBY. Itu `kan kewenangan KPK?!," katanya.

"Kita patuh pada aturan hukum yg berlaku. Lalu, kasus Surat Palsu MK juga. Kenapa Pak SBY yang dipojokkan," katanya.

Anggota Komisi II DPR RI itu menyatakan, begitu pula soal Bank Century. "Mereka menuding terus. Bukannya parlemen sendiri sudah berikan rekomendasi ke penegak hukum. Kenapa SBY yg disalahkan," katanya.

Dia menyatakan, tudingan itu salah alamat. "Saya kira, semua yg ditudingkan itu, salah alamat. Boleh jadi emang sengaja provokasi," katanya.

Menurut dia, mereka tak melihat celah rasional untuk menjatuhkan Presiden. "Akhirnya menuding membabi-buta. Entah Presiden dipojokkan ini-itu atau dituding konspirasi ini-itu atau bahkan dibilang berbohong," katanya.

Para politisi itu, kata dia, ada yang kalangan oposan, ada juga satu-dua dari Partai Golkar. "Ngga `ngerti` saya, kok aksi dan serangan-serangan itu dibiarkan Ketum Golkar dan para pimpinan Partai Golkar," kata dia.

Kesannya, kata Ramadhan Pohan, ada politik bermuka dua. "Katanya koalisi, tapi aksi gergaji dibiarkan saja," katanya.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011