Bengaluru (ANTARA) - Harga emas turun di perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena rebound dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS terus membebani permintaan terhadap aset safe haven emas.

Emas di pasar spot melemah 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 1.953,21 dolar AS per ounce pada pukul 00.39 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS hampir datar diperdagangkan di 1.956,20 dolar AS per ounce.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS menguat setelah turun dari level tertinggi tiga tahun pada Rabu (20/4/2022), karena pembeli turun dan Departemen Keuangan AS melihat permintaan yang kuat untuk penjualan obligasi tenor 20 tahun.

Imbal hasil telah naik di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan secara agresif menaikkan suku bunga karena inflasi berakselerasi pada laju tercepat dalam 40 tahun.

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS dan imbal hasil yang lebih tinggi, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Dolar juga menguat setelah melemah di sesi sebelumnya, membuat emas yang dihargakan dengan greenback kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Pada sesi sebelumnya, harga emas pulih setelah jatuh ke level terendah hampir dua minggu karena kekhawatiran atas kejatuhan ekonomi dari krisis Ukraina mendukung permintaan untuk aset safe haven.

Sementara itu, pasukan Rusia mengatakan mereka akan merebut pabrik baja Mariupol yang merupakan benteng perlawanan utama terakhir di kota yang terkepung itu pada Kamis, setelah Ukraina mengusulkan pembicaraan tentang evakuasi pasukan dan warga sipil di sana.

Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 25,08 dolar AS per ounce, platinum turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 986,42 dolar AS per ounce dan paladium turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 2.444,43 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas tergelincir terseret kekhawatiran pengetatan moneter agresif
Baca juga: Emas jatuh ke terendah dalam hampir 2 minggu tertekan penguatan dolar
Baca juga: Harga emas jatuh, sentuh terendah satu minggu tertekan naiknya dolar

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022