Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News) - Anggora DPR dari daerah pemilihan Kalimantan Barat Albert Yaputra meminta Pertamina untuk melakukan inspeksi ke lokasi SPBU, terkait langkanya bahan bakar minyak jenis solar yang terjadi di beberapa daerah.

"Dari Pertamina mengatakan kuota BBM untuk wilayah Kalbar, khususnya solar mengalami kelebihan, namun saat saya melakukan reses di Kalbar, saya melihat antrean kendaraan yang cukup panjang untuk mengantre solar. Ini jelas tidak sinkron," katanya di Sungai Raya, Minggu.

Bahkan, menurut Albert, ada juga beberapa SPBU yang tutup atau menuliskan solar habis sementara di dekat SPBU itu sendiri ada kios yang banyak menjual solar, sehingga dia mengindikasikan adanya permainan yang dilakukan beberapa SPBU.

"Indikasi permainan ini sepertinya ada, karena ketika SPBU habis, para pengecer dapat menjual bensin atau solar. Mereka dapat dari mana sebenarnya, dan saya sudah minta kepada Dirut Pertamina untuk melakukan penambahan dengan langkanya BBM tersebut," kata Albert.

Dia meminta kepada Pertamina untuk mengambil tindakan tegas kepada SPBU yang tidak menjalankan kewajiban jika terbukti melakukan pelanggaran sehingga masyarakat menjadi dirugikan.

Karena, kelangkaan solar tersebut tidak hanya membuat antrean kendaraan yang cukup panjang, namun juga merugikan masyarakat pengguna jalan, karena akibat antrian tersebut jalanan menjadi macet.

"Kalau bisa sanksinya jika ketahuan ada barang tapi SPBU tidak jual atau dijual ke Industri, maka selama seminggu jangan disuplai. Jika masih membandel jangan disuplai lagi ke SPBU yang tidak menjalankan kewajibannya dengan benar itu," kata Albert.

Albert menuturkan dia tidak bisa mengatakan jika semuanya dijual ke Industri, namun jika masih ada itu bisa jadi indikasi permainan.

"Kita tidak bisa dia jual semuanya ke industri karena ketika BBM langka, tapi di depan SPBU ada jual. Kita berpikir sehat saja, jangan berpikir jika itu semuanya dijual ke Industri dan jika memang ada terbukti kita berharap dapat dilakukan tindakan tegas agar dapat efek jera," tutur Alber.

Sebelumnya, Pertamina wilayah Kalbar memperkirakan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi di Kalbar hingga akhir tahun akan melewati empat hingga lima persen dari kuota yang ditetapkan.

"Untuk premium kemungkinan empat persen sampai lima persen, sedangkan solar empat persen," kata Sales Area Manajer Pertamina Kalbar, Putut Andriatno.

Menurutnya, hal itu karena terjadi peningkatan permintaan seiring terus bertambahnya kendaraan bermotor di Kalbar. Padahal, saat ini sudah ada penambahan kuota BBM bersubsidi untuk Kalbar sesuai perubahan alokasi di APBN Perubahan 2011.

Adapun kuota atau jatah premium untuk Kalbar setahun sebelum APBN Perubahan tahun 2011 yaitu 404 juta liter. Sedangkan solar sebanyak 247 juta liter.

Putut mengatakan, meski kebutuhan akan melebihi kuota, pihaknya tetap menjamin penyaluran ke masyarakat.

"Pertamina siap ambil risiko itu. Antrean di sejumlah SPBU bukan berarti karena tidak ada BBM, melainkan peningkatan permintaan," katanya.

Menurut dia, kondisi itu juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ekonomi masyarakat Kalbar. Yang dulunya tidak memiliki motor atau mobil, kini sudah punya dan mereka juga ingin berkeliling atau berwisata, sehingga butuh bahan bakar lebih banyak. (ANT-171/Z004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011