Jakarta (ANTARA) - China akan mengambil sejumlah kebijakan guna mendukung industri kendaraan energi baru (new-energy vehicle/NEV), termasuk memperpanjang kebijakan preferensial untuk pajak pembelian NEV, demikian disampaikan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China pada Selasa (19/4).

Negara itu akan terus menguji coba model pengisian daya baterai NEV baru di tengah upaya untuk menstabilkan rantai pasokan dan industri, ujar Luo Junjie, seorang pejabat di kementerian itu, dalam sebuah konferensi pers.

Sektor NEV China memasuki tahap pengembangan berkecepatan tinggi dan berskala besar, kata Luo. Sektor tersebut kemungkinan akan mempertahankan laju ekspansi yang cepat pada 2022.

Kendati demikian, sang pejabat mengungkapkan bahwa industri tersebut juga menghadapi sejumlah tantangan seperti wabah COVID-19, kenaikan harga bahan baku, dan kelangkaan cip mobil.

Untuk membantu produsen NEV mengatasi tantangan-tantangan ini, pihak kementerian akan merumuskan sebuah peta jalan untuk pengembangan industri otomotif rendah karbon, mendorong integrasi elektrifikasi otomotif dan teknologi cerdas, serta meningkatkan keamanan dan adaptasi baterai NEV pada suhu rendah, tutur Luo.

Pihak kementerian juga akan mempercepat eksploitasi domestik sumber daya terkait NEV dan bekerja sama dengan otoritas lain untuk menindak praktik menaikkan harga dan menimbun barang guna mengembalikan harga bahan baku "ke level yang wajar," tambah Luo.

Dalam tiga bulan pertama tahun ini, penjualan retail dan outputNEV di China masing-masing mencapai sekitar 1,26 juta unit dan 1,29 juta unit, keduanya mencatatkan lonjakan 140 persen dari tahun sebelumnya, tunjuk data dari kementerian tersebut.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022