Sejalan dengan tujuan Astra di jangka panjang, kita juga ingin masuk energi baru terbarukan, kemudian mining (pertambangan) di sektor nonbatu bara, mineral mining (pertambangan mineral), itu juga menjadi target
Jakarta (ANTARA) - Grup konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) membidik peluang investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT), pertambangan nonbatu bara, serta sektor digital pada 2022 ini.

"Sejalan dengan tujuan Astra di jangka panjang, kita juga ingin masuk energi baru terbarukan, kemudian mining (pertambangan) di sektor nonbatu bara, mineral mining (pertambangan mineral), itu juga menjadi target," kata Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam konferensi pers daring seusai RUPST 2022 yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Djony mengungkapkan pihaknya selalu terbuka pada setiap peluang yang ada dengan tetap memegang tiga prinsip serta analisa investasi yang dilakukan perusahaan. Namun, ia mengemukakan umumnya pandangan investasi perseroan untuk jangka waktu 3-5 tahun tergantung pada prosesnya.

"Ada beberapa prinsip yang kita pegang, pertama, sesuai dengan long term value Astra. Kedua, kontribusi kami ke bisnis baru tersebut, dan ketiga, bagaimana kultur yang ada di perusahaan yang ingin kita investasi," ungkapnya.

Djony juga menuturkan sektor lain yang jadi perhatian perseroan diantaranya sektor digital dan teknologi yang juga sejalan dengan tujuan perusahaan untuk melakukan transformasi digital di seluruh lini bisnis. Hal itu dilakukan semata untuk memastikan Astra tetap bisa relevan di masa depan.

Sektor lain yang jadi perhatian yakni jasa keuangan menyusul literasi keuangan yang masih rendah dan perlu terus ditingkatkan.

"Jasa keuangan masih menyimpan potensi mengingat literasi keuangan yang belum mencapai tingkat seperti di negara lain sehingga kita melihat bahwa sektor ini masih punya peluang yang besar," katanya.

Sektor kesehatan, lanjut Djony, juga dibidik Astra sejalan dengan keyakinan perusahaan bahwa sektor tersebut akan menjadi sektor fundamental di masa depan.

"Dengan pendapatan, tingkat kehidupan masyarakat yang membaik, kami yakin sektor kesehatan akan menjadi fundamental bagi negara ini ke depan," katanya.

Terakhir, sektor yang akan dikembangkan yakni bisnis inti perseroan yakni mobilitas, termasuk logistik.

"Bisa dilihat tahun ini kita juga sudah membentuk joint venture dengan salah satu perusahaan yang cukup kompeten di bidang logistic warehouse setelah hasil kajian investasi kita," katanya.

Investasi logistik yang dimaksud yakni kerja sama antara Astra International dan Hongkong Land (HKL) untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan LOGOS SE Asia Pte Ltd untuk mengelola dan mengembangkan gudang logistik modern di Indonesia.

Lebih lanjut, Djony, berharap sejumlah prospek dan peluang di 2022 bisa terealisasi. Namun, ia menekankan, peluang tidak hanya terdapat di lini bisnis baru, melainkan juga masih terbuka lebar di lini bisnis yang saat ini dimiliki perseroan.

"Di lini bisnis yang kita miliki saat ini tentu peluang itu masih banyak, bagaimana kita memberdayakan kolaborasi di seluruh unit bisnis sehingga bisa menaikkan value, value creation-nya bisa kita dapatkan. Jadi kita melakukan semuanya secara paralel," pungkas Djony.

Baca juga: Astra International bagikan dividen total Rp9,67 triliun
Baca juga: Kementerian Investasi gandeng dompet digital majukan UMKM
Baca juga: BNI manfaatkan teknologi digital untuk targetkan investor milenial

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022