Surabaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta segera memutuskan siapa yang menjadi operator pertama kali dalam mengeksplorasi migas di Blok Cepu, ExxonMobil atau PT (Persero) Pertamina. "Indonesia saat ini mengalami krisis BBM dan masih mengimpor minyak untuk kebutuhan dalam negeri, karena itu Presiden harus segera memutuskan," ujar Edy Wahyudi, anggota Komisi D DPRD Jatim dari Dapil IX Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, di Surabaya, Sabtu pagi. Nasib Blok Cepu sampai saat ini masih terkatung-katung, belum jelas kapan akan mulai berproduksi, mengingat ExxonMobil dengan Pertamina sampai saat ini belum mempunyai kesepakatan siapa yang akan menjadi operator yang pertama kali di dalam memulai produksi. "Sebetulnya masyarakat berharap setelah terbentuknya Perusahaan Konsorsium Pemerintah Daerah Minggu lalu, tarik ulur ini segera berakhir, karena perusahaan daerah yang memiliki saham 10 persen akan menjadi penentu," katanya. Tetapi kenyataannya lain, karena Exxon dan Pertamina yang sama-sama memiliki saham 45 persen, sama ngototnya. "Exxon tetap meminta sebagai operator yang pertama, dengan tawaran garansi mengangkat 80 persen cadangan minyak terbukti (proven) sebesar 675 juta barel dari perut bumi. Itu sungguh tawaran yang luar biasa beraninya," katanya. Belum ada sepanjang sejarah perusahaan berani menjamin sebesar itu, biasanya masksimum 60 persen dari cadangan terbukti. "Tentu kita tahu Exxon merupakan perusahaan minyak terbesar dunia, berpengalaman dan profesional. Sementara itu, Pertamina adalah BUMN yang harus kita dukung dan diberi kesempatan dan ini tentu mengusik rasa nasionalisme apapun kondisinya presiden harusmemutuskan," katanya. (*) (T.A034/B/B007/B007) 18-02-2006 06:19:18 NNNN

Copyright © ANTARA 2006