Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian memperkirakan kematian unggas di seluruh Indonesia akibat wabah flu burung atau avian influenza (AI) pada 2006 sebanyak 100 ribu ekor. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Jumat menyatakan jumlah kematian unggas pada tahun ini sangat menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Dari laporan Dinas Peternakan yang ada di daerah kematian unggas akibat AI hingga Januari 2006 lebih banyak didominasi jenis burung puyuh," katanya usai Rapat Dewan Gula Indonesia di gedung Departemen Pertanian. Menurut data Ditjen Peternakan, jumlah kematian unggas akibat virus flu burung pada periode Januari-Pebruari 2004 mencapai 4,8 juta ekor sementara untuk Januari-Juli 2005 tercatat 8 ribu ekor dan selama Mei-Desember 2005 sebanyak 3 ribu ekor. Anton mengakui, meskipun dari sektor perunggasan jumlah kematian akibat wabah flu burung di Indonesia mengalami penurunan namun korban pada manusia justru meningkat. Oleh karena itu pihaknya meminta masyarakat untuk tidak lengah dan tetap meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga lingkungan sekitarnya. Sementara itu mengenai daerah yang tertular virus AI pada tahun ini, Mentan menyatakan, sudah mencapai 161 kabupaten/kota di 26 provinsi di Indonesia. Menurut dia, Deptan bersama departemen terkait dengan pengendalian AI akan terus mengupayakan dengan melakukan kombinasi antara pembersihan, pemberian vaksinasi dan pemusnahan total (stamping out) terhadap unggas yang telah terjangkit. Sebelumnya, Direktur Kesehatan Hewan Deptan, Syamsul Bahri mengatakan, Deptan pada 2006 merencanakan untuk menyalurkan vaksin AI sebanyak 120 juta dosis. Jika setiap dosisnya seharga Rp200, tambahnya, maka dana yang akan dikeluarkan Deptan untuk vaksinasi mencapai Rp24 miliar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006