Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Bengkulu Sultan B Najamudin menjadi calon kuat Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia.

Sultan B Najamudin kepada pers di Jakarta, Rabu mengakui, dukungan dari Organisasi Kepemudaan (OKP) dan DPD KNPI terus mengalir.

Setidaknya sudah lebih dari 30 OKP dan beberapa DPD KNPI menyatakan dukungan kepada Sultan B Najamudin.

Menurut pengurus sejumlah OKP, wajar jika dukungan itu diberikan kepada Sultan B Najamudin mengingat selama ini terjadi dualisme kepemimpinan KNPI, yaitu DPP KNPI versi Ancol yang dipimpin Doly dan DPP KNPI hasil kongres Bali yang dipimpin Aziz Syamsuddin.

Akibat konflik berkepanjangan itu, maka beberapa OKP dan DPD KNPI tidak dapat bekerja maksimal. "Kita ingin KNPI solid seperti dulu. Tidak terjadi dualisme sehingga tidak terjadi kevakuman. Karena itu, kita tidak bisa berharap dari pengurus lama. Kita ingin pengurus baru yang bisa mewadahi dan mengayomi anggota," ujar Sultan.

Sultan mengklaim Ketua DPD RI Irman Gusman telah menyatakan dukungan kepadanya. Bahkan beberapa anggota DPD RI secara terbuka merekomendasikan nama Sultan kepada pengurus DPD KNPI daerah. Dukungan kepada Sultan B Najamudin sebagai Ketua Umum DPP KNPI periode 2011-2014 ini disampaikan dalam kongres yang digelar 25-28 Oktober.

"Kami akan total dukung Sultan, karena dialah figur ideal di antara figur yang ada," ujar Ketua FKPPI Bengkulu, Syarifudin.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD RI Laode Ida menyatakan, KNPI ke depan idealnya tidak dipimpin pemuda partisan tapi pemuda militan yang berjuang sepenuhnya untuk kemajuan dan persatuan pemuda. "Calon Ketua KNPI harus terbebas dari pengaruh partai, sehingga tidak terkontaminasi dengan kepentingan satu golongan saja," ujar Laode.

Laode mengaku prihatin dengan KNPI belakangan ini yang terus bermasalah dan tidak mencerminkan wadah pemersatu bagi pemuda. Hal itu tidak saja terjadi di tingkat pusat, melainkan, tapi konflik terjadi di beberapa daerah.

Sejumlah DPD KNPI mengalami perpecahan dan terjadi dualisme kepemimpinan. Untuk itu, menurut Laode, dibutuhkan pemimpin KNPI yang dapat diandalkan dan mampu mempersatukan wadah kepemudaan yang merupakan representasi wujud sikap kesatuan dan perekat bangsa.

"Sebab, rusak pemuda kita kalau KNPI selalu ditarik ke wilayah politik. Sesuai dengan khitahnya, KNPI seharusnya dipimpin oleh tokoh pemuda yang independen. Jadikan KNPI sebagai alat perekat dan pemersatu bangsa. Jangan jadikan KNPI sebagai alat pengkaderan," tegas Laode.

Sultan B Najamudin yang juga tercatat sebagai salah satu ketua DPP KNPI, baik versi Ancol maupun versi Bali mengaku siap maju bertarung dalam kongres KNPI ini. Sultan B Najamudin diterima oleh dua kelompok KNPI yang berkonflik selama ini.

Selain tidak mempunyai kepentingan terhadap salah satu partai politik, dia juga dianggap mampu mempersatukan lagi KNPI yang terpecah. Secara pribadi beberapa ketua OKP berharap besar Sultan memimpin KNPI agar tidak terpecah lagi.

"Buat saya menjadi Ketua KNPI itu amanah. Kalau nanti terpilih, saya akan mempersatukan KNPI yang terpecah. Saya akan jadikan KNPI sebagai wadah pemersatu bangsa. Bangsa kita akan besar kalau pemudanya kuat dan bersatu," ujarnya.

Lahir di Bengkulu, Sultan B Najamudin kini berusia 32 tahun dan tercatat sebagai calon Ketua Umum KNPI termuda. Selain menjadi anggota DPD RI, Sultan juga ketua HIPMI Bengkulu.

Beberapa organisasi kepemudaan pernah dan masih dijabatnya. Dia adalah Ketua Parfi Bengkulu, Ketua KONI Bengkulu. Dia juga mantan Ketua KNPI Bengkulu.

Sebagai pengusaha, Sultan terbilang sukses. Dia memiliki beberapa perusahaan, seperti perusahaan pembuat tabung LPG, perusahaan yang bergerak di security system dan bahan peledak. Dia juga memiliki bisnis properti dan saham di beberapa perusahaan tambang.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011