Palembang (ANTARA News) - Tim Indonesia seperti bukan menjadi tuan rumah karena baru berkesempatan berlatih dan menjajal lapangan pertandingan pada sepekan sebelum SEA Games XXVI digelar, 11-22 November mendatang, mengingat umumnya venues sedang diselesaikan pengerjaannya.

Hingga Rabu, sejumlah venues untuk pertandingan SEA Games (SEAG) ke-26 di Palembang, Sumatera Selatan, masih harus dikerjakan penyelesaiannya, sehingga belum bisa dipakai untuk berlatih bagi para atlet Indonesia.

Menurut Deputi I Panitia Penyelengara SEA Games Indonesia (InaSOC/Indonesia SEA Games XXVI Organizing Committe) Djoko Pramono, tim Indonesia tidak dapat secara maksimal memanfaatkan keuntungan sebagai tuan rumah karena para atlet tidak dapat berlatih lebih dulu dibandingkan tim-tim tamu.

Kondisi tersebut terjadi karena venues yang akan digunakan belum selesai dikerjakan.

Padahal menurut Djoko, pada perencanaan awal, para atlet diharapkan dapat berlatih pada dua atau tiga bulan sebelum SEAG digelar.

Namun, pada akhirnya, para atlet dijadwalkan tiba di Palembang pada 4-5 November, sehingga hanya pelatnas sepak takraw saja yang sempat digelar di Palembang sejak 9 Oktober lalu.

"Wisma atlet yang merupakan fasilitas vital belum rampung seratus persen, sehingga para atlet tidak punya tempat menginap. Beberapa venues memang sedang dikebut pengerjaannya, sehingga jika dipakai latihan akan menggangu jam kerja mereka. Lagi pula hampir semua venues baru memasuki tahapan `finishing` pada pertengahan Oktober ini," ujar dia pula.

Dia tak membantah, hal itu menjadi suatu kerugian bagi tim nasional Indonesia, mengingat kesempatan dapat menjajal lapangan pertandingan lebih dulu diharapkan akan berimbas pada kesiapan mental atlet saat bertanding nantinya.

"Mau bagaimana lagi, venues belum selesai. Jadi para atlet baru bisa merasakan arena pertandingan sepekan sebelum SEA Games digelar. Lantas apa bedanya Indonesia dengan tim tamu, seperti Malaysia dan Thailand yang juga datang ke Palembang pada sepekan lagi menjelang SEA Games," ujar dia.

Meskipun begitu, Djoko tetap mengapresiasi usaha dari Pemprov Sumsel dalam menyelesaikan venues SEAG tersebut.

Apalagi, dia melanjutkan, terdapat beberapa venues yang sempat dijajal atlet nasional SEAG dalam ajang tes event beberapa waktu lalu, seperti tenis lapangan, ski air, atletik, voli pantai, voli indoor, catur, bridge, sepatu roda, dan petanque.

"Alhamdulillah umumnya venues sudah hampir selesai. Ini patut kita syukuri bersama karena akhirnya SEA Games tidak jadi diundur. Jika sampai diundur, akan mempengaruhi mental atlet Indonesia yang telah berbulan-bulan berlatih," ujar dia lagi.

Ketua InaSOC Sumsel, H Muddai Maddang mengakui, target penyelesaian pembangunan venues SEAG meleset, karena beberapa faktor tenis dan non teknis.

"Banyak faktor, seperti dana yang baru cair pada pertengahan September, musim hujan pada saat pembangunan, dan lainnya. Tapi, terlepas dari semua itu, Sumsel tidak mau lagi menoleh ke belakang dan saat ini akan fokus pada pelaksanaan SEA Games ke depan saja," kata dia.

Dia melanjutkan, pengerjaan venues sudah mencapa tahapan penyelesaian akhir, dan diperkirakan pada akhir Oktober akan rampung secara total.

"Untuk venues yang paling riskan saja, yakni Stadion Akuatik dipastikan bisa digunakan pada SEA Games nanti, lantas apa lagi yang harus diragukan. Semua venues siap digunakan pada saat SEA Games nanti," ujar Ketua Umum KONI Sumsel ini pula.

Pertandingan SEAG ke-26 selain berlangsung di Palembang, juga digelar di Jakarta dan beberapa tempat di Jawa Barat.

Pelaksanaan pembukaan dan penutupan SEAG itu, direncanakan di Kota Palembang yang dipusatkan di Jakabaring Sport City, dengan fasilitas pertandingan dan sarana pendukung umumnya masih dalam tahap penyelesaian pembangunan dan sebagian telah rampung dirombak kembali. (ANT-037/F005)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011