Denpasar (ANTARA News) - Keberadaan warga keturunan Tionghoa asal Indonesia yang tersebar di berbagai negara, menjadi perhatian tersendiri bagi Direktur Utama RRI, Parni Hadi, dalam dialog interaktif menyambut Tahun Baru Imlek 2560 di RRI Denpasar, kemarin (27/1). "Baik yang kelahiran Indonesia maupun mereka yang pernah tinggal di negeri ini, pertama saya pesan agar tidak melupakan Nusantara," ucap Parni Hadi dalam dialog yang disiarkan jaringan nasional dan internasional melalui Programa 3 dan Programa 4. Kemudian mereka yang sukses menjadi pengusaha di negara lain, hendaknya menanamkan modalnya, selain berwisata bersama keluarga, kerabat serta relasi ke Indonesia. "Sedangkan yang bukan pengusaha dan tidak sanggup berwisata, cukup menjadi juru bicara Indonesia di luar negeri," ucapnya. Empat pesan yang disampaikan dalam dialog menghadirkan narasumber Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bali, Budi Argawa dan mendapat sambutan pendengar di berbagai daerah serta beberapa negara, yakni China, Hongkong, Belgia, Karibia dan Australia itu, oleh Parni Hadi disebut sebagai "Catur Dharma". Parni yang merintis karier sebagai wartawan hingga menjadi Pemimpin Umum LKBN ANTARA tahun 1998-2000, mengingatkan bahwa pesan "catur dharma" menyiratkan bentuk kasih sayang yang diajarkan semua agama. "Mari kita sayangi dan kita bangun negeri ini. Partisipasi seluruh komponen bangsa didasari kasih sayang," katanya. Dialog Imlek yang juga dihadiri anggota Dewan Pengawas RRI, H Sjukri Ahkab serta Direktur Program dan Produksi RRI, Niken Widiastuti itu, bertujuan memperkokoh persatuan dan kesatuan, sekaligus menggugah partisipasi warga keturunan Tionghoa.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009