... juga menemukan pesawat TV, kulkas dan sepasang perangkat lain rumah tangga...
Tokyo (ANTARA News) - Satu kapal Rusia telah menemukan puing akibat terjangan tsunami di Jepang, termasuk satu kapal penangkap ikan, yang hanyut dan terapung di Samudra Pasifik, ribuan kilometer dari daerah gempa, kata satu kelompok peneliti Hawaii.

Padahal, tsunami Jepang itu terjadi pada Maret lalu.

Kapal latih Rusia, STS Pallada, menemukan puing tersebut pada penghujung September, setelah kapal itu melewati Pulau Midway, di Pasifik Tengah, kata Pusat Penelitian Pasifik di University of Hawaii.

"Kapal Rusia tersebut ... menemukan sejumlah puing yang dipastikan akibat terjangan tsunami dalam pelayaran pulangnya dari Honolulu ke Vladivostok," kata pusat itu di dalam satu pernyataan.

Puing tersebut --yang berada sekitar 3.000 kilometer dari Jepang-- dihanyutkan ke wilayah Pasifik oleh gelombang raksasa yang menerjang pantai timur-laut negeri itu setelah gempa Bumi meluluhlantakkan wilayah Jepang tersebut pada Maret.

Awak kapal itu menemukan kapal penangkap ikan sepanjang 20 kaki tersebut, yang dihanyutkan arus ke kapal Pallada. Mereka berusaha melacak pemiliknya, yang diduga berasa dari Prefektur Fukushima, daerah yang paling parah diterjang tsunami.

"Kami juga menemukan pesawat TV, kulkas dan sepasang perangkat lain rumah tangga," kata seorang anggota awak.

"Kami terus menemukan benda seperti papan kayu, botol plastik, pelampung dari jaring ikan --besar dan kecil, satu benda mirip baskom untuk mencuci, drum, sepatu boot dan barang lain," katanya.

Gempa Bumi dengan kekuatan 9,0 pada skala Richter dan tsunami di Jepang membuat 20.000 orang tewas atau hilang dan melumpuhkan sistem pendingin di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, sehingga memicu bencana atom terparah di dunia sejak bencana Chernobyl 25 tahun lalu.

Para ilmuwan di Universitay of Hawaii, termasuk peneliti senior, Nikolai Maximenko, memperkirakan puing tsunami dari Jepang akan dihanyutkan arus ke pantai di Kepulauan Hawaii Barat-laut dalam waktu satu tahun dan ke pantai barat AS dalam waktu tiga tahun. (C003)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011