Cikeas, Bogor  (ANTARA News) - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan PR, Heru Lelono mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah tuntas membicarakan proses perombakan kabinet (reshuffle) dengan para petinggi partai politik.

"Saya yakinkan tidak ada tarik menarik dan pembicaraan sudah selesai," kata Heru ketika ditemui di kediaman Presiden Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jabar, Jumat.

Heru mengatakan hal itu terkait dengan sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akan menarik semua menteri jika Presiden Yudhoyono memberhentikan salah satu menteri PKS.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu II terdapat empat menteri dari PKS yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri, Menteri Pertanian Suswono, dan Menristek Suharna Surapranata.

Menurut Heru, setiap partai pasti memiliki sikap politik. Dia juga memahami bahwa perombakan kabinet pasti tidak bisa memuaskan semua partai politik.

Namun, dia menyatakan, komunikasi Presiden dengan partai sudah tuntas ketika mereka bertemu pada Kamis (13/10) di kediaman Yudhoyono.

Saat itu, kata Heru, semua pimpinan parpol mendukung Presiden. Mereka juga sepakat bahwa perlu membangun kebersamaan koalisi, baik di pemerintahan maupun di lembaga legislatif.

Presiden Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono masih mematangkan konsep perombakan kabinet.

Menurut Heru, Presiden dan Wapres akan mengutamakan kepentingan rakyat dan negara dalam merombak kabinet.

Presiden Yudhoyono dijadwalkan memanggil menteri dan calon menteri pada Jumat.

Sampai dengan pukul 19.30 WIB hanya Menlu Marty Natalegawa, Mendiknas M. Nuh, dan Menbudpar Jero Wacik yang datang ke Cikeas.

Menlu datang untuk membahas bencana banjir yang melanda beberapa negara di Asia Tenggara. Sementara Jero Wacik dan M. Nuh yang tiba sekitar pukul 19.30 WIB mengaku belum tahu maksud pemanggilan dirinya.

Para wartawan masih berada di Cikeas untuk mengabarkan setiap perkembangan terkait perombakan kabinet yang segera diumumkan oleh Presiden.
(T.F008/Z002) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011