Jakarta (ANTARA News) - Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III akan mengucurkan Rp1,2 triliun hingga Rp2 triliun untuk pengembangan infrastruktur fasilitas pelabuhan serta pembelian alat untuk bongkar muat petikemas di Tanjung Perak, Surabaya.

"Penambahan fasilitas untuk `handling` petikemas ini untuk mencegah penumpukan barang di terminal pelabuhan," kata Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto di Jakarta, Jumat.

Edi mengatakan ke depan "handling" (penanganan) petikemas domestik akan dikonsentrasikan di Terminal Nilam. Adapun Terminal Jamrud akan dikonsentrasikan untuk "handling" curah.

Rencananya tahun ini Pelindo III melakukan peralihan arus barang di beberapa terminal. Mengingat arus petikemas, khususnya yang domestik, mengalami kenaikan yang cukup besar, ujar Edi.

Edi menambahkan volume bongkar muat petikemas secara umum meningkat. Beberapa pelabuhan yang dikelola Pelindo III, seperti di Pelabuhan Tanjung Perak, meningkat 33 persen, sementara Terminal Petikemas Semarang naik 7,8 persen. Terminal Petikemas Banjarmasin [TPKB] arus petikemasnya naik 17 persen dan Pelabuhan Tenau Kupang naik 10,5 persen. Begitu juga dengan Pelabuhan Bagendang Sampit yang naik 10 persen.

Nilai investasi ini, katanya, untuk mendorong peningkatan layanan bongkar muat petikemas, apalagi volumenya meningkat dibandingkan tahun lalu. Untuk investasi peralatan dan pengembangan layanan bongkar muat petikemas, antara lain untuk sejumlah pelabuhan di bawah Pelindo III, pada 2011 naik sekitar 30 persen dari investasi 2010 yang hanya Rp722 miliar.

"Manajemen Pelindo III serius mengembangkan layanan petikemas. Karena tren arus bongkar muat petikemas meningkat. Begitu juga dengan perluasan `container yard`, termasuk pengembangan dermaga `multipurpose` menjadi fokus bagi peningkatan volume peti," ungkap Edi.

Tercatat arus petikemas selama Semester I-2011 di lingkungan PT Pelindo III mencapai 1,46 juta boks. Jumlah tersebut setara dengan 110 persen dari anggaran yang ditetapkan sebanyak 1,32 juta boks. Jumlah tersebut terdiri dari terminal konvensional dan terminal petikemas. Untuk terminal konvensional terealisasi sebanyak 766,330 boks atau 122 persen dari anggaran yang ditetapkan sebanyak 626,985 boks.

"Terealiasinya jumlah tersebut karena di cabang Tanjung Perak cukup signifikan yang melayani pelayaran ke wilayah Timur dan berimbas pada meningkatnya arus petikemas di cabang Lembar dan Maumere," terang Edi.

Sedangkan untuk arus di terminal petikemas terealisasi sebanyak 695.865 boks atau 100 persen dari anggaran yang ditetapkan sebanyak 696.366 boks. Ia merinci, beberapa terminal yang meyumbang jumlah tersebut adalah Terminal Petikemas Semarang (TPKS). Di TPKS ini terealisasi sebanyak 129.126 boks atau 113 persen dari anggaran yang ditetapkan sebanyak 113.957 boks.

Sementara itu, untuk volume arus barang, sampai dengan semester I-2011, telah terealisasi dalam satuan ton sebanyak 46,13 juta ton atau 91 persen dari anggaran yang ditetapkan sebanyak 50,65 juta ton.

"Ketidaktercapaian arus barang dalam satuan ton ini utamanya disebabkan karena menurunnya arus curah kering/batubara di Banjarmasin yang hanya mencapai 5,79 juta ton (30 persen) dari anggaran 19,16 juta ton," tutur Edi.

Edi menerangkan manajemen Pelindo III ke depan akan mengembangkan layanan bongkar muat petikemas di sejumlah pelabuhan yang dikelola perusahaan BUMN itu, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Beberapa pelabuhan yang akan dikembangkan layanan petikemasnya berada di Nusa Tenggara Timur, yaitu Maumere dan Waingapu, selain juga yang di Nusa Tenggara Barat Lembar (Lombok) dan Badas (Sumbawa).  (TRT/A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011