Sentul (ANTARA News) - Barangkali inilah untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, seorang presiden menyerah kepada kemacetan lalu lintas, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya memutuskan naik motor dari Tol Jagorawi untuk membuka kejuaraan balap mobil Grand Prix A1 di Sirkuit Sentul Jawa Barat, Minggu. Saat berada satu kilometer menjelang pintu keluar sirkuit Sentul, rombongan Presiden dihadang oleh kemacetan yang telah berlangsung sejak pagi, padahal Presiden sekitar 30 menit lagi harus segera membuka secara resmi grand prix balap motor yang diikuti 23 negara itu. Untuk mengejar waktu, Presiden akhirnya memutuskan untuk membonceng sepeda motor yang biasa digunakan oleh para pengawalnya dan akhirnya sampai tribun kehormatan hanya beberapa saat menjelang waktu pembukaan. "Tadi saya harus naik motor karena jalanan macet. Tapi ini tidak mengurangi semangat kita untuk menyelenggarakan A1 Grand ini dengan sebaik-baiknya, semoga Tuhan bersama kita, jaya untuk Indonesia dan untuk kita semua," kata Presiden di atas podium, didampingi Presiden A1 Sheikh Maktoum Hasher Maktoum Al-Maktoum. Usai acara pemberian hadiah, Presiden yang menyaksikan event dari tribun kehormatan menyempatkan diri untuk meninjau museum mobil Indonesia. Saat akan meninggalkan lokasi, Presiden mengatakan bahwa suksesnya event tersebut harus disyukuri karena ini adalah untuk pertama kalinya Indonesia bertindak sebagai tuan rumah untuk event sebesar A1. "Hasilnya baik, saya ingin ini jadi moment kebangkitan kita dan kebangkitan olahraga kita meski kita terus berjuang. Masih ada jalan untuk meningkatkan prestasi olahraga kita," kata Presiden. Sementara itu Menpora yang mendampingi Presiden selama lomba yang secara total berlangsung sekitar tiga jam tersebut menyatakan kegembiraannya dengan suksesnya A1, meski harapan tuan rumah Indonesia Ananda Mikola hanya berada di peringkat 14. "Sejak era reformasi, baru sekali ini berlangsung peristiwa balap motor sebesar ini. Bahkan Sheik Maktoum mengakui bahwa ia tidak menyangka bahwa kondisi Indonesia tidak sejelek seperti yang diberitakan," kata Menpora.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006