Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah aktivis yang tergabung Solidaritas Bhinneka Tunggal Ika (SBTI) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan penghormatan dan toleransi terhadap penganut agama dan kepercayaan yang dilindungi dan dijamin oleh UUD 1945.

Ajakan itu dituangkan dalam jumpa pers yang diadakan Solidaritas Bhinneka Tunggal Ika, di Jakarta, Kamis, dengan menghadirkan pembicara seperti Usman Hamid (Kontras), Zuhairi Misrawi (Moderate Muslim Society), Fadjroel Rachman (Pedoman Indonesia), MM Billah (mantan Komisioner Komnas HAM) serta pendeta Abertus Patti dan Romo Hari.

Dalam acara yang bertajuk "Publik Merasa Semakin Kurang Dilindungi," Zuhairi Misrawi mengajak para tokoh agama di seluruh Indonesia untuk mensosialisasikan pentingnya penghormatan, dan menghentikan segala bentuk upaya penyebaran kebencian yang mengakibatkan terjadinya kasus intoleransi.

Selain itu, menegaskan kepada seluruh warga negara tentang pentingnya empat pilar berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinekaan) sebagai rujukan utama dalam rangka membangun kerukunan antara warga.

"Paham yang bernuansa kebencian dan kekerasan pada hakikatnya bertentangan dengan spirit empat pilar tersebut," katanya.

Terkait, kasus bom bunuh diri yang terjadi di GBIS Kapunton, Solo, Jateng (25/9) yang menewaskan satu orang dan melukai belasan orang, Zuhairi menegaskan, bahwa para tokoh yang tergabung Solidaritas Bhinneka Tunggal Ika (SBTI) mengutuk aksi terorisme bom bunuh diri di Solo tersebut dan berharap pemerintah menindak tegas pelaku aksi kekerasan tersebut.

Sementara itu, Usman Hamid mengatakan, setiap warga negara memiliki 4 pilar sesui hukum internasional, yaitu hak untuk diakui keberadaannya, hak untuk tidak diskriminasi, hak mendapat perlidungan identitas dan hak setiap orang untuk berpartispasi dalam kehidupan bermasyarakat.(*) 

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011