Jakarta (ANTARA News) - Banyak orang mudik, banyak pula kendaraan digunakan. Agar dapat selamat mencapai tujuan , tentu kondisi kendaraan harus dalam keadaan prima, salah satunya memeriksakan kendaraan ke bengkel sebelum dipergunakan mudik ke kampung.

Menjelang Lebaran lalu, jumlah kendaraan yang masuk ke bengkel meningkat. Erry (45), Kepala Bagian Administrasi dan Service bengkel motor di kawasan Kramat Raya, Kamis di Jakarta,  mengatakan, "Jumlah kendaraan yang masuk ke bengkel tersebut meningkat sebanyak 80 persen pada beberapa hari sebelum Lebaran."

Menurut dia, puncaknya pada 25-27 September lalu dengan total lebih dari 200 unit.

Mayoritas dari seluruh kendaraan yang masuk di bengkel itu, kata Erry, kebanyakan servis rutin. Laiknya servis rutin, itu  meliputi pengecekan pada tujuh hal, yakni tekanan ban, karburator, rem depan dan belakang, oli mesin dan oli rem serta oli transmisi, busi, gas, dan aki.

"Yang penting dicek dulu semuanya, Mas. Kalau ketahuan masalahnya di bagian mana khan bisa diperbaiki atau jika sudah rusak atau usang bisa diganti," katanya sedikit memberikan tips.

Sementara itu, Harris (48), instruktur servis bengkel mobil di persimpangan Matraman, Jakarta Pusat, mengatakan servis rutin adalah hal yang penting bagi keselamatan berkendara.

"Seperti manusia saja, kalau sudah merasa kurang sehat ya harus diperiksa. Mobil juga perlu untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan, apalagi pas mudik lebaran,"  ujarnya.

Mobil yang diservis rutin di bengkel itu berjumlah relatif stabil, yakni sekitar 30-40 unit per hari pada Agustus 2011.

"Kebugaran" kendaraan sangat menentukan dalam keselamatan dan kenyamanan mudik. Jika tidak begitu maka bisa mengundang kecelakaan lalu-lintas.

Berdasarkan data resmi kecelakaan lalu lintas Operasi Ketupat Polisi sejak 23 Agustus hingga 3 September 2011, kecelakaan lalu lintas akibat arus mudik dan arus balik meningkat 48,19 persen atau sebanyak 3.539  dibanding 2010 yang mencapai 2.382 kejadian.

Korban meninggal dunia sebanyak 587 jiwa atau turun 7,12 persen dibanding 2010 sebanyak 632 jiwa. Korban luka berat 990 jiwa atau naik 40,42 persen dibanding 2010 sebanyak 705 jiwa. Sedangkan korban luka ringan 2.415 jiwa atau naik 56,21 persen dibanding 2010 sebanyak 1.546.

Sedikit ilustrasi tentang hal itu bisa dilihat di dalam Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (UGD RSCM). Di unit krusial itu, tercatat pada Lebaran (H1-H2), terdapat delapan korban kecelakaan lalu-lintas yang dirawat di rumah sakit tersebut.

"Semua korban berjenis kelamin laki-laki dengan usia di atas 18 tahun. Dua korban meninggal dunia sebelum sempat diselamatkan di rumah sakit tersebut," kata seorang petugas di bagian hubungan masyarakat Budi rumah sakit itu.

Di beberapa tempat tidur unit gawat-darurat itu, beberapa pasien terbaring dengan luka-luka yang diderita mereka. Belasan dokter dan paramedik di rumah sakit terbesar di Tanah Air itu cukup sibuk melakukan tindak perawatan dan pengobatan yang diperlukan. (*)

Oleh Citro
Copyright © ANTARA 2011