Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Puluhan hektare hutan di Kelurahan Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam di Sumatera Selatan, Selasa, terbakar.

Selain hutan itu yang terbakar, juga terdapat beberapa hektare kebun kopi dan kelapa sawit di Kelurahan Atungbungsu ikut terbakar. Titik api kian meluas dan sudah menjalar hingga tinggal beberapa meter saja dari permukian warga.

"Ada sekitar 30 hektare hutan dan perkebunan warga di daerah Dusun Mingkik dan Nanding, Kelurahan Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan, terbakar," kata Kepala Bagian Penanggulangan Bencana setempat, Yusman, di Pagaralam, Selasa.

Menurut dia, daerah tersebut merupakan kawasan terdeteksi adanya titik api (hotspot) yang banyak terdapat hutan belukar berada di antara permukiman dan perkebunan warga setempat.

"Memang di sepanjang jalan menuju arah Kabupaten Lahat cukup banyak terdapat hutan belukar ditumbuhi rumput ilalang dan pohon kayu berukuran kecil, sehingga mudah terbakar," kata dia lagi.

Ia menyatakan, sudah sekitar tiga bulan tidak hujan di daerahnya, sehingga membuat kondisi daerah setempat menjadi kering dan rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Hutan yang terbakar itu kebanyakan berada di Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah, khususnya di daerah aliran sungai setempat," kata dia pula.

Dia mengatakan, keadaan yang paling parah terbakar berada di Kelurahan Atungbungsu yang berbatasan dengan hutan Bukit Barisan, Lahat.

Diduga kebakaran ini disebakan ulah orang iseng yang membuang puntung rokok sembarangan saat melewati daerah tersebut.

Wali Kota Pagaralam, Djazuli Kuris, mengakui memang daerah Pagaralam cukup banyak terdapat hutan belukar terutama di sepanjang jalan menuju arah Kabupaten Lahat, seperti Kelurahan Atungbungsu, Lubukbuntak, Karangdalo, dan Kelurahan Rimbacandi .

"Kita akan melakukan pengawasan secara ketat di sejumlah daerah yang terdapat kawasan terdeteksi titik api karena sering menimbulkan bencana kebakaran hutan," ujar dia.

Pihaknya sudah menerjunkan dua unit mobil pemadam kebakaran (PBK) dan puluhan personel untuk memadamkan api di lokasi kebakaran hutan tersebut.


Puluhan Titik Api

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagaralam, menemukan puluhan titik api (hotspot) di Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah.

"Berdasarkan hasil pemantauan terdapat sekitar 30 titik api, di antaranya lima titik api di Kelurahan Atungbungsu dan enam titik di Kelurahan Lubukbuntak, Kecamatan Dempo Selatan," kata Kepala Bagian Penanggulangan Bencana BPBD Pagaralam, Yusman.

Dia menyatakan, empat titik api juga terdeteksi di Kelurahan Kancediwe, dan lima titik api di Kelurahan Pelangkenidai, Kecamatan Dempo Tengah.

"Puluhan titik api telah muncul di kawasan hutan perbatasan Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat,," ujar dia.

Titik api tersebut, kata dia, menimbulkan terjadi kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah tersebut.

"Titik api tersebut juga terdapat di kawasan Kecamatan Kota Agung, dan Kecamatan Pajarbulan, Kabupaten Lahat, kedua daerah tersebut berbatasan dengan Kota Pagaralam," kata dia.

Dia menyebutkan, di beberap daerah perbatasan ini terdapat 14 titik api, dan paling banyak ditemukan di kawasan hutan di Kecamatan Dempo Selatan dan Kecamatan Pajarbulan.

"Kebakaran lahan dan hutan tersebut biasanya terjadi di musim kemarau yang melanda wilayah Sumsel, dengan angin yang bersifat kering," kata dia lagi.

Jika terjadi kebakaran hutan dengan kondisi itu akan meluas, serta terjadi pertumbuhan titik api yang cukup tinggi dengan angin yang bersifat kering dan suhu udara mencapai 35 derajat Celcius terutama untuk kawasan Kota Pagaralam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pagaralam, Edy Thamrin, mengatakan untuk menghadapi kemarau panjang perlu meningkatkan pengawasan atas puluhan titik api di Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah.

"Di Kota Pagaralam ada lima daerah paling rawan kebakaran hutan atau kawasan hotspot, dan semuanya berada di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Lahat, yaitu Kecamatan Dempo Selatan, dan beberapa titik di Kecamatan Dempo Tengah," ujar dia.

Dia merincikan, titik api itu terdeteksi di Lematang, Selangis, Dusun Lubuk Buntak, Dusun Atung Bungsu dan Dusun Muaratenang, dan di daerah ini masih cukup banyak terdapat hutan belukar yang mencapai ratusan hektare.

Dia mengatakan, hampir setiap musim kemarau daerah ini sering terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Dalam kawasan hutan hotspot tersebut berada di lahan tidur, dahulunya merupakan perkebunan kopi dan ladang, karena sudah tidak digarap lagi sehingga ditumbuhi rumput ilalang dan pohon kayu kecil yang kembali menjadi belukar," kata dia.

Edy menyebutkan, pernah terjadi kebakaran hutan tahun 2008 lalu yang mengakibatkan ratusan hektare tanaman di lahan milik warga terbakar, seperti perkebunan karet, kopi dan jati, paling banyak di Kelurahan Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan.

Wakil Wali Kota Pagaralam, Ida Fitriati, mengatakan Pagaralam merupakan daerah yang memiliki hutan cukup luas khususnya hutan lindung mencapai 28.364 hektare, tapi saat ini sudah berkurang sekitar 30 persen karena rusak.

"Hutan itu sebagian sudah menjadi lahan dan kemudian ditelantarkan akhirnya menjadi belukar, dan inilah hutan yang mudah terbakar, sehingga kami akan perketat mengawasi daerah tersebut dengan melibatkan tim khusus yang sudah dibentuk di berbagai kecamatan," kata dia lagi. (ANT-127/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011