Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Leo Nababan mempersilakan Surya Paloh meninggalkan partai itu.

"Itu ingin kami tegaskan `lebih cepat lebih baik`," katanya kepada pers di Jakarta, Jumat, menanggapi pernyataan Surya Paloh mengenai kemungkinan segera meninggalkan Partai Golkar.

Leo mengemukakan, keberadaan Surya Paloh di Partai Golkar saat ini bertentangan dengan UU tentang Partai Politik yang mengharuskan memilih salah satu partai. Surya Paloh tidak bisa mencari alasan mengenai keberadaannya di Ormas Nasdem, karena semua orang tahu bahwa ormas itu kemudian mendirikan Partai Nasdem.

Leo menyatakan, Partai Golkar siap meninggalkan Surya Paloh. Pengurus DPP Golkar juga yakin apabila Surya Paloh keluar tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap partai.

"Partai Golkar sudah berpengalaman ditinggalkan tokoh dan umumnya tidak menimbulkan pengaruh," katanya.

Leo mengemukakan, Golkar menganggap masalah terkait keberadaan Surya Paloh ini sebagai masalah kecil. "Kami juga meminta kader lainnya untuk memilih apakah tetap di Golkar atau Nasdem. Kader lain siap menggantikannya," kata Leo.

Pengurus DPP Golkar menantang Partai Nasdem untuk membuktikan kejayaan pada Pemilu 2014. "Kami siap bersaing. `Purwodadi kotane, sing dadi nyatane` (Purwodadi kotanya, yang jadi nyatanya)," kata Leo bertamsil.

Sebelumnya, Surya Paloh mengaku sudah menerima surat ultimatum dari DPP Partai Golkar. Surat itu mengharuskannya memilih antara Partai Golkar atau Nasional Demokrat. Golkar memberikan tenggat waktu hingga tanggal 8 September 2011.

"Kita lihat nanti. Bisa saja saya tetap di Golkar atau keluar dari Golkar. Harus ada satu kebijakan yang segera saya ambil dalam waktu singkat. Saya akan pikirkan yang terbaik," kata Paloh saat bersilaturahmi ke kediaman Jusuf Kalla di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis 1 September 2011.

Surya Paloh kembali menegaskan, tidak ada aturan yang melarang kader Partai Golkar aktif di ormas lain. "Tidak ada Undang-undang yang melarang orang untuk aktif di ormas," ujar Paloh.

Ia pun merasa tidak melanggar aturan Partai Golkar selama berkecimpung di partai beringin itu selama 44 tahun.
(T.S023/I007)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011