Malang (ANTARA News) - Cuaca mendung menaungi puluhan ribu umat Islam yang menunaikan shalat Id di Masjid Agung Jami` Malang, Jawa Timur, Rabu.

Para jamaah tampak berdesakan di kawasan Alun-alun Merdeka karena masjid tersebut tidak mampu menampung mereka yang jumlahnya cukup besar.

Pantauan ANTARA, masjid yang berlokasi tepat di pusat kota itu tak lagi mampu menampung jamaah yang menunaikan shalat Id, sehingga puluhan ribu umat Islam meluber hingga kawasan Alun-alun Merdeka, Jalan Basuki Rachmad, serta di depan kantor Pos Besar dan pertokoan Jalan KH Agus Salim.

Sebelum dimulainya salat Id, Wali Kota Malang Peni Suparto menyerahkan bantuan sebesar Rp15 juta untuk kelanjutan renovasi masjid yang kini arealnya diperluas menjadi empat lantai.

Dalam sambutannya Peni mengajak seluruh umat Islam untuk tetap bersatu dalam ikatan ukhuwah islamiah yang lebih erat dan berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan guna membangun bangsa dan negara, khususnya Kota Malang.

"Mari kita bangun Bumi Arema (Kota Malang) untuk menjadikan kota ini sebagai kota pendidikan yang berkualitas, kota pariwisata yang berbudaya serta sebagai kota yang nyaman dan aman bagi wisatawan," katanya menegaskan.

Peringatan Nuzulul Quran yang bertepatan dengan HUT Kemerdekaan ke-66 RI, katanya, harus dimaknai lebih dalam, dimana nilai-nilai perjuangan para pahlawan bisa dijadikan motivasi bagi masyarakat untuk membangun Bumi Arema sebagai kota yang maju dan mandiri.

Dalam pelaksanaan shalat Id di Masjid Agung Jami` Malang itu, bertindak sebagai imam dan khatib adalah KH Imron Jamil, pengasuh Pondok Pesantren (Pompes) Kiai Mojo Jombang, Jawa Timur.

Puasa, tegasnya, bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi ada yang lebih besar, yakni adanya perubahan-perubahan posisi dan penyerahan komando.

"Ketika kita sedang tidak berpuasa, yang menentukan dan mengambil keputusan adalah diri kita sendiri, namun ketika kita berpuasa yang mengambil keputusan adalah Allah SWT. Sebab, semua sudah diatur, kapan kita boleh makan dan kapan kita tidak boleh makan atau minum," tegasnya.

(T.E009/S016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011