ualu Lumpur (ANTARA News) - Pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga pada Idul Fitri ternyata tak hanya menjadi tradisi orang Indonesia.  Warga Malaysia juga ternyata mempunyai kebiasaan itu.

Mudik juga menjadi tradisi warga negeri ini terutama mereka yang bekerja di kota besar seperti Kuala Lumpur.

Apalagi pemerintah Malaysia menetapkan libur panjang pada saat Idul Fitri 1432 Hijriah yang dalam kalendar Malaysia jatuh pada 30 Agustus 2011.

Eksodus warga Kota Kuala Lumpur ke sejumlah wilayah di Semenanjung Malaysia itu semakin ramai saja, terlihat dari memadatnya kendaraan di jalan tol.

Seperti Jakarta, Kuala Lumpur menjadi tempat tujuan untuk bekerja. 

Kalau Jakarta, warga daerah dari seluruh Indonesia membaru menjadi satu, maka demikian pula dengan Kuala Lumpur.

Ibu kota dan pusat bisnis ini juga menjadi tujuan bekerja bagi warga Kelantan, Terengganu, Perlis, Kedah, Perak, Johor, Sabah dan Serawak.

Mereka yang mudik ini umumnya menggunakan transportasi umum seperti kereta api dan bus. Namun banyak juga yang berkendara pribadi.

Yang terakhir ini lebih dominan mengingat warga Malaysia yang bekerja di Kuala Lumpur telah memilikinya.

Terutama warga yang bekerja, ada banyak kemudahan untuk membeli kendaraan seperti lewat kredit berbunga rendah dan jangka waktu yang panjang. Bayangkan, bisa sampai sembilan tahun.

Nyaman

Salah seorang yang mudik dengan kendaraan pribadi ini adalah Sabaruddin.

Waktu cuti kerja dan cuti anak sekolah dimanfaatkannya untuk balik kampung bersama keluarha ke Perlis, sekitar 409 km dari Kuala Lumpur atau tujuh jam berkendara mobil.

"Bulan Agustus ini banyak sekali kerjaan dan alhamdulillah sudah bisa terselesaikan. Sekarang saya pulang kampung untuk merayakan Idul Fitri dengan keluarga sekaligus berlibur di kampung," katanya.

Namun, yang menggunakan kereta api dan bus juga banyak. 

Harga tiketnya tidak terlalu mahal, sementara keadaan di dalamnya nyaman dan aman, tidak berdesak-desakan.

Petugas dinas perhubungan Malaysia ketat menjaga kelaikan transportasi masal itu.  Mereka mensyaratkan bus harus terlebih dahulu diperiksa dua kali sebelum dinyatakan laik jalan. Bila ada perusahaan bus yang tidak taat, maka sanksi dan denda bakal menanti.

Tapi ada lho perusahaan bus yang nakal. Mereka menaikkan harga tiket resmi dari 39 ringgit menjadi 45 ringgit untuk Alor Setar, Kedah-Kuala Lumpur, kata Norhayati Mohd Akhir (28), pemudik.

Secara umum fasilitas mudik cukup terjaga, bahkan sejumlah perusahaan menyediakan bus tambahan dan apabila peminat banyak maka harga tiket akan turun.

Lain halnya dengan kereta api. Di negeri ini kereta apinya nyaman. bahkan ada gerbong yang menyediakan tempat tidur karena waktu tempuh yang panjang seperti ke Kelantan yang mencapai 12 jam.

"Saya naik kereta api biar tidak repot karena barang yang saya bawa banyak," kata Amiruddin, yang akan mudik ke Kelantan.

Banyak acara

Orang Malaysia menamai Idul Fitri dengan Hari Raya Puasa atau Hari Raya Aidil Fitri. Mereka menyambut hari besar ini dengan suka cita, dimulai sejak tujuh malam terakhir Ramadan yang mereka sebut malam tujuh lekor

Tujuh malam ini menandakan kemungkinan turunnya Lailatul Qadar yang dalam Islam terjadi pada malam-malam ganjil di 10 malam terakhir Ramadan.

Demi menyambut malam tujuh lekor ini, warga Malaysia memasang pelita yang terbuat dari lempengan besi kosong, buluh bambu dan plastik. Setelah diisi minyak tanah dan dipasangi sumbu, pelita-pelita ini dibakar.

Tradisi ini kian terlupakan generasi muda Malaysia karena mereka lebih memilih menonton acara di televisi.

Menjelang lima hari sebelum Syawal. para ibu rumah tangga dan anak gadis sibuk merapikan rumah. Perabotan rumah tangga dicuci atau diganti oleh yang baru.

Lalu, seperti di Indonesia, takbir di masjid akan menggema di mana-mana di Malaysia. Di kampung-kampung, warga menghidupkan pelita atau panjut (obor).

Pagi 1 Syawal, para lelaki akan mengenakan baju melayu berpeci, sedangkan para wanita memakai baju kurung, untuk menunaikan salat ied. 

Usai salat ied, orang Malaysia akan saling bersilaturahmi dengan keluarga, lalu tetangga atau kenalan mereka.  Di saat inilah, mereka akan saling menyapa dengan Selamat Hari Raya, Salam Aidil Fitri dan Maaf lahir dan batin

Sementara itu, di dalam rumah mereka, sudah tersedia aneka makanan.  Ketupat, lemang, dodol, rendang, dan kek lapis menanti para tamu yang berkunjung ke rumah.

Warga Malaysia biasanya menggelar acara makan bersama keluarga untuk menghangatkan suasana pagi di awal Syawal.

Berikutnya, mereka akan berziarah ke makam orang tua mereka, saudara dan kerabat. Doa-doa dan Surat Yasin pun dipanjatkan.

Ada lagi satu kebiasaan orang Malaysia yang juga umum dilakukan orang Indonesia saat pulang kampung, yaitu memberikan duit raya kepada anak-anak. Sudah pasti, anak-anak menunggu "seremoni" ini.

N004/Z002

Oleh N. Aulia Badar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011