Bakauheni, Lampung (ANTARA News) - Administrator Pelabuhan (Adpel) Bakauheni, Provinsi Lampung mengimbau kepada penumpang untuk mewaspadai terjadinya kebakaran di atas kapal saat angkutan mudik berlangsung.

"Kami minta semua kendaraan untuk mematikan mesin saat kapal akan berlayar dan menghidupkan kembali setelah sandar," kata Perwira Jaga Adpel Bakauheni, Syamsul Rizal, di Bakauheni, Sabtu.

Ia mengatakan, kebakaran kapal sangat dimungkinkan sekali terjadi jika penumpang ceroboh saat berlayar dengan tetap menghidupkan mesin kendaraan serta membuang puntung rokok sembarangan.

"Para anak buah kapal juga kami harapkan memeriksa di dek parkiran untuk memastikan kendaraan penumpang sudah mati mesin," katanya.

Selain itu, kata dia, hendaknya para penumpang tidak membuang puntung rokok sembarang yang dapat memicu kebakaran di atas kapal yang sedang berlayar dari Bakauheni-Merak atau sebaliknya.

Menurut dia, jika terjadi kebakaran di atas kapal sangat membahayakan keselamatan penumpang, sementara keberadaan "hidrant` memiliki kapasitas air sangat terbatas untuk memadamkan api.

Lalu, kata Syamsul, hidrant juga tidak sepenuhnya dapat menjangkau seluruh bagian kapal terutama titik api yang berada jauh.

Dia mengatakan, jika kebakaran terjadi saat kapal di dekat pelabuhan maka dapat dipadamkan dengan mobil pemadam kebakaran yang telah disediakan, namun jika di tengah laut hanya mengandalkan "hidrant" tersebut.

Selanjutnya, dia mengimbau kepada awak kapal untuk memastikan bahwa semua peralatan keselamatan tersebut lengkap dan berfungsi dengan baik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bersama saat di tengah laut.

Ia menambahkan, Adpel telah menyiapkan satu tim pencari dan penyelamat yang akan bersiaga untuk meningkatkan standar prosedur keselamatan penyeberangan di pelabuhan tersebut.

Sementara itu, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakakuheni juga menambah satu unit mobil pemadam dan petugas khusus untuk mengantisipasi hal tersebut selama angkutan Lebaran 1432 Hijriyah.
(ANT-048/T013)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011