Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengajak Forum Science 20 (S20) mendukung target Indonesia mencapai nol emisi karbon pada 2060.

Menurut dia, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, DEN optimistis Indonesia bakal mencapai target nol karbon pada 2060 tersebut.

"S20 sebagai engagement group, yang mewakili akademisi dan ilmuwan dari negara anggota G20, dapat memberikan kontribusi, pencerahan dan kajian guna menguatkan komitmen Indonesia menuju target NZE 2060," kata Satya pada webinar "Transisi Energi: Menuju Pembangunan Berkelanjutan" yang diselenggarakan Engagement Group Science 20 dan diprakarsai Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Indonesia, Kamis. (17/2).

Pada webinar dengan pembicara kunci Menko Perekonomian Airlangga Hartarto itu, Satya juga mengatakan untuk mencapai target nol karbon 2060 diperlukan pembiayaan iklim (climate finance).

"Pada COP 26 tahun 2020 lalu, Indonesia telah meminta dukungan pendanaan kepada dunia internasional terkait aksi mitigasi dan adaptasi untuk mencapai target net zero emission pada 2060," ujarnya.

Satya juga mengatakan Indonesia saat ini memang belum mencapai puncak emisi, sehingga perlu diperkirakan kapan waktu mencapai puncak emisi tersebut. Menurut dia, bauran energi menjadi tanggung jawab bersama, khususnya komposisi antara energi fosil dan nonfosil.

"DEN telah menyusun tahapan transisi energi menuju net zero emission tahun 2060," katanya. 

Baca juga: Satya Yudha: Perlu kesepakatan untuk perkiraan waktu puncak emisi

Satya menambahkan apabila asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar enam persen per tahun, maka Indonesia akan keluar dari middle income trap pada 2043.

"Sektor manufaktur dan jasa berkontribusi lebih besar dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, sehingga pemerintah harus mengatur pemanfaatan dan penggunaan sumber energi dari sektor manufaktur dan jasa tersebut menjadi efisien dan tidak mencemari lingkungan," jelasnya.

Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR itu juga mengatakan strategi transisi energi rendah karbon yang paling memungkinkan di Indonesia adalah energi fosil disandingkan dengan teknologi bersih. Strategi tersebut akan terus diterapkan sampai Indonesia menggunakan energi terbarukan secara menyeluruh.

Selain itu, menurut Satya, pengembangan teknologi energi terbarukan juga harus terus dilakukan guna mencapai target pada 2060.

"Apabila asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia enam persen per tahun tercapai, DEN optimistis skenario akan berjalan tepat waktu sesuai dengan strategi yang sudah disusun," katanya.

Pada kesempatan itu Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan pada 2060 Indonesia akan berbasis energi baru terbarukan untuk penyediaan listrik.

Kementerian ESDM dalam menyusun peta jalan menuju nol karbon 2060 telah melakukan simulasi dengan teknologi yang ada sekarang. Investasi yang dibutuhkan untuk mencapai nol karbon 2060 sekitar 1.042 miliar dolar AS.

"Saat ini sedang disusun rancangan perpres mengenai blended finance, yaitu bagaimana pendanaan tidak hanya bersumber dari dalam negeri dan finansial perbankan, tetapi juga multinasional yang dimaksudkan untuk mendukung target net zero emission pada 2060," kata Dadan.

Baca juga: Dipimpin Menteri ESDM, sidang DEN bahas peta jalan "net zero emission"

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022