Jakarta (ANTARA News) – Para "Pahlawan" olahragawan yang berhasil mengharumkan bangsa dan negara Indonesia perlu mendapat apresiasi, seperti Syaiful Nazar berhasil menoreh tinta emas bagi catatan sejarah Bangsa Indonesia. Pesenam Indonesia ini yang telah berhasil meraih beberapa medali emas, perak, dan perunggu pada Kejuaraan SEA Games 1979–1985.

Demikian juga dengan Adrianus Taroreh (tinju), Sutiyono (balap sepeda), Djuhariah (yudo), Anwar Ujang (sepakbola).

Keberhasilan ini tidak didapat dalam waktu yang singkat, dibutuhkan banyak pengorbanan untuk mewujudkannya. Kecintaan terhadap bangsa Indonesia membuat mereka merelakan tenaga, waktu, pendidikan, bahkan privasi demi kejayaan olahraga Indonesia, namun di masa pensiunnya, kehidupan mereka sangat jauh dari apa yang diharapkan, tidak sebanding dengan pengorbanan mereka di saat mereka berprestasi.

"Melihat kondisi yang demikian, Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) terketuk untuk membuat program bantuan kepada mantan atlet yang hidupnya kurang layak." kata Robert Nio, konsultan Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI), dalam acara diskusi olahraga, di Jakarta, Rabu, dengan tema: "Apa yang dapat kita berikan untuk mantan olahragawan Indonesia ?”.

"Program bantuan kami akan diberikan dalam bentuk asuransi kesehatan, pendidikan bagi anak-anak mantan atlet, bantuan pembinaan dalam usaha bisnis dan sejenisnya, dengan melakukan kerjasama dengan pihak Telkomsel dalam penjualan kartu perdana dan voucher pulsa yang diberi nama Kartu Prima," kata Robert.

Sementara itu, John D Item, mantan atlet renang yang kini berkarir cemerlang di salah satu perusahaan investasi, mengatakan perlu edukasi kepada atlet yang sedang berprestasi, supaya bisa mempersiapkan diri secara finansial untuk masa pensiunnya kelak.

"Saya bersedia memberikan seminar dan training secara gratis kepada atlet dan mantan atlet agar bisa mengelola keuangan secara 'tepat guna' serta hendaknya mantan atlet yang relatif sukses di masa pensiunnya, perlu dilibatkan juga untuk memberikan edukasi kepada atlet dan mantan atlet," katanya.

Selain itu, katanya, kepedulian pemerintah dan pihak swasta seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) sangat membantu untuk terwujudnya masa depan atlet yang lebih baik. Banyaknya mantan olahragawan yang telah mendedikasikan maupun mengorbankan hidupnya demi kejayaan olahraga di Indonesia membuat kita boleh berbangga diri, namun kehidupan mereka di masa tuanya membuat kita ciut hati. Kehidupan ekonomi mereka yang memprihatinkan membutuhkan dukungan, kepedulian, dan uluran tangan kita," ujar John D Item.

Momen-momen berjayanya bangsa Indonesia tidak hanya datang dari nomor atau cabang olahraga favorit, bulutangkis. Dari nomor balap sepeda, Indonesia punya Muhammad Sanusi. Beliau berhasil menjadi satu-satunya pebalap sepeda dari Asia yang mencapai garis finish pada Olimpiade Roma 1960. Kala itu, ia  tidak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan mendedikasikan hidupnya terhadap dunia balap sepeda.

Contoh lain masa kejayaan Indonesia adalah tatkala Djuhariah, mantan olahragawan Yudo Indonesia, berhasil meraih medali emas pada Sea Games 1979 Jakarta serta medali perak Asia Judo Championship di Jakarta tahun 1981. Dalam perjalanan karirnya, beliau pernah mengalami cedera tulang tangan dan kaki kanan. Hingga kini beliau masih merasakan sakit akibat cidera tersebut.

Sementara itu di tempat yang sama, Rendra Soedjono, pengamat Olahraga mengharapkan pihak pemerintah maupun swasta bahu membahu membantu para pahlawan olahraga, yang kehidupan ekonomi di masa pensiunnya kurang layak.

"Sebaiknya bantuan yang dilakukan YOI, dapat berupa modal untuk kemandirian usaha, koperasi simpan pinjam, dan dalam bentuk pembinaan manajemen keuangan yang bisa dikembangkan untuk jangka waktu yang panjang, sesuai yang dicanangkan oleh Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI). Perlu komitmen untuk terus memperjuangkan nasib mantan olahragawan," tambah Rendra.

Sebagaimana olahragawan dan mantan olahragawan mendedikasikan hidupnya demi olahraga Indonesia, begitu juga YOI mendedikasikan keberadaan mereka untuk membangun dan memperbaiki taraf kehidupan mantan olahragawan. Namun, sekuat-kuatnya usaha yang telah dilakukan, peran serta masyarakat Indonesia sangatlah berarti.

Rendra menambahkan, "Biarlah kepedulian pemerintah, swasta maupun masyarakat Indonesia terhadap mantan olahragawan dapat menyokong kehidupan mereka yang lebih baik di masa pensiunnya. Apa yang kita berikan kepada mereka mungkin tidak sebanding dengan apa yang mereka berikan, namun dukungan dan kepedulian kita secara tidak langsung menunjukkan bagaimana suatu bangsa tahu berterima kasih dan menghargai pahlawannya. Lalu, apa yang bisa kita berikan untuk mereka?"

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011