Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memastikan akan melakukan gerakan penghematan energi dan air dengan mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi hingga 10 persen di lingkungan Kementerian Lembaga.

"Untuk BBM, tadi kita harus berani meng-cut mengkonsumsinya itu di lingkungan Kementerian Lembaga sebesar 10 persen," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa seusai rapat koordinasi penghematan energi di Jakarta, Selasa.

Selain itu, Hatta melanjutkan, gerakan penghematan ini juga menargetkan pengurangan penggunaan energi listrik hingga 25-27 persen. Dan panduan penghematan tersebut telah disusun oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Gerakan nasional ini tentu akan disosialisasikan dan masing-masing Kementerian hingga Gubernur di daerah akan melakukan gerakan di wilayahnya masing-masing," ujarnya.

Hatta mengatakan berdasarkan laporan Kementerian ESDM, penghematan energi listrik dari program ini diperkirakan akan mencapai Rp2,5 triliun per tahun.

"Pada listrik saja hitungannya kalau kita konsisten akan ada penghematan Rp2,5 triliun per tahun. itu belum termasuk BBM dan air," ujarnya.

Ia mengatakan sosialisasi program yang didasarkan kepada implementasi dan penjabaran Inpres 2/2008 ini akan dilakukan mulai dari Kementerian, lembaga pemerintah non Kementerian, hingga tingkat BUMN dan BUMD serta Provinsi dan Kabupaten Kota.

Menurut Hatta, teknis kerja pelaksanaan gerakan penghematan ini akan dipimpin Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai ketua harian dan dilakukan pengawasan melalui gugus tugas yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal di setiap Kementerian Lembaga.

"Gugus tugas akan memonitoring setiap minggu dan melaporkan setiap sebulan sekali melalui ketua yaitu Menteri ESDM dan Menko Perekonomian, untuk kemudian nantinya dilaporkan kepada Presiden setiap tiga bulan untuk kemajuannya," katanya.

Ia mengatakan instansi pemerintah harus menjadi pelopor dalam penghematan energi ini dan inisiatif tersebut harus dimulai dari hal-hal kecil seperti mematikan lampu di ruangan apabila tidak terpakai.

"Penghematan itu kan kultur, budaya, jadi sebenarnya tidak sulit keluar ruangan mematikan lampu. Kalau AC 20 derajat, ya disesuaikan pada 25 derajat. Gunakan batik, itu budaya saja, tidak ada yang rumit," katanya.

Untuk itu, Hatta mengharapkan masing-masing pegawai negeri sipil yang bernaung dalam Kementerian Lembaga dapat menghimbau para keluarganya untuk ikut berpartisipasi dan melakukan penghematan energi ini.

"Namanya juga gerakan. Gerakan itu kita jadikan budaya. Penghematan itu harus kita jadikan budaya. Harus ada yang kita lakukan, karena kebiasaan itu kan lama-lama jadi budaya kita," lanjut Hatta.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011