Jakarta (ANTARA News) - PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Simposium Riset Vaksin Nasional dengan tema "Harmonisasi Riset Vaksin Nasional dalam Menyongsong Dekade Vaksin tahun 2011-2020" pada 26 - 27 Juli di Jakarta.

Kepala Bagian Humas Bio Farma, Neneng Nurlaela, kepada ANTARA di Jakarta, Selasa menjelaskan, simposium riset vaksin tersebut dilaksanakan sebagai langkah awal menuju Dasawarsa Vaksin tahun 2011-2020 yang telah direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Simposium dalam rangkaian kegiatan peringatan HUT Bio Farma ke-121 itu juga diselenggarakan dalam kaitan dengan program Millenium Development Goal's (MDG`s) bidang kesehatan.

Tujuannya adalah menjalin komunikasi antara akademisi, kalangan bisnis dan pemerintah serta membangun komitmen bersama dalam hal kemandirian riset vaksin nasional. Tujuan lain adalah membentuk forum riset vaksin nasional dan menyusun roadmap riset vaksin nasional.

Acara tersebut akan dihadiri sekitar 200 peserta dari kalangan perguruan tinggi, DPR, dan Pemerintah (Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Nasional, dan Kementerian Riset dan Teknologi) serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Komite Inovasi Nasional (KIN), dan jajaran Direksi Bio Farma.

Pada simposium itu akan hadir peneliti dari dalam maupun luar negeri sebagai pembicara, antara lain Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi Litbangkes Kementerian Kesehatan Ondri Dwi Sampurno, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Anggota Komisi IX DPR Prof Dr Hj. A. Dinajani H Mahdi, dan Dirut Bio Farma Iskandar.

Selain itu juga akan diadakan Round Table Discussion yang membahas pengembangan riset vaksin khususnya yang dibutuhkan oleh Indonesia seperti Rotavirus, Tuberkulosis, Malaria, dan HIV, serta kebijakan riset vaksin nasional dan regulasi plus pendanaannya.

Kabag Humas Bio Farma juga menjelaskan, salah satu tujuan Dekade Vaksin 2011-2020 adalah meningkatkan kesadaran pentingnya imunisasi sebagai hak asasi manusia dan pemerataan imunisasi untuk seluruh masyarakat dari segala usia.

Dalam upaya mendukung tujuan tersebut, Bio Farma juga akan melakukan penandatanganan dua Nota Kesepahaman (MoU), masing-masing dengan Universitas Brawijaya untuk riset vaksin kontrasepsi pria, dan dengan Universitas Jendral Achmad Yani untuk riset vaksin Rabies.

Selain itu juga akan dilakukan penandatanganan perjanjian dengan Universitas Indonesia untuk riset vaksin HPV, HIV, dan AI. Pada akhir tahun depan Bio Farma juga akan meluncurkan produk baru yaitu vaksin pentavalent yang terdiri atas lima antigen sekaligus, terdiri atas Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B dan HIB.

"Dengan diadakannya simposium ini diharapkan Pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap kegiatan riset vaksin nasional, selain juga dapat diwujudkannya pemerataan pemberian vaksin sedini mungkin kepada seluruh masyarakat," kata Kabag Humas Bio Farma. (A029)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011