Jakarta (ANTARA News) - Siapa yang tidak kenal Vespa dengan slogannya "Lebih Baik Naik Vespa"? Hingga dasawarsa '90-an, skuter Italia merek Vespa sangat merajai pasar skuter di Tanah Air; bisa dibilang di mana-mana ada Vespa.

Sebelum masa skuter otomatik ada di Indonesia, kejayaan Vespa memang meredup sejalan penutupan keagenan dan pabrikasinya, yang di Indonesia dipegang PT Danmotors. Dari Kawasan Pulogadung di mana PT Danmotors ini berada, Piaggio dengan Vespa-nya menyebar ke seluruh Indonesia.

Kini, keagenan skuter Italia itu ada melalui PT Piaggio Indonesia di Jakarta. "Rencananya, akan dibangun pabrik di Cikarang. Untuk sementara ini Vespa yang masuk diimport utuh dari pabrik Viet Nahm," kata seorang penjaga stand Piaggio di Indonesia International Motor Show 2011, di Kemayoran, Jakarta, Minggu petang.

Stand Piaggio di Hall D Kemayoran itu kecil saja, berdampingan dengan stand sesama motor Italia, Ducati, di sebelah stand mobil-mobil antik dan sepeda kayuh buatan negeri sendiri, Polygon.

Walau kecil, tetapi pengunjungnya tidak pernah surut. Ada saja pengunjung yang melihat-lihat empat tipe Piaggio yang dipajang. Mulai dari melihat kaca spion bulat khas Vespa-nya, sampai melongok ke bawah kolong untuk melihat mesin dan knalpotnya dari dekat.

Piaggio menghadirkan empat tipe skuter yang semuanya bermesin otomatik. Tipe dengan kapasitas mesin terkecil adalah ZIP100, diikuti LX125 Carb, Liberty 150 ie, dan LX 150 ie. "Kami memulai dengan empat tipe ini dulu berdasarkan pengalaman di beberapa negara lain. Kami optimistis bisa bersaing dengan beberapa kompetitor," kata penjaga stand tersebut.

Dimulai dengan ZIP100. Lembar promosi Piaggio memberi tempat khusus untuk skuter bermesin otomatik alias continuous variable transmission (CVT) ini, dengan data kapasitas silinder 98 cc, daya mesin maksimal 4,2 kW/7.000 rpm (6,1 pk/7.000 rpm), torsi maksimal 6,8 Nm/6.000 rpm, ban dalam pelek 10 inchi depan-belakang, dan berat total 95 kilogram.

Bicara soal CVT di skuter, Piaggio adalah penemu teknologinya pada 1982 dengan tipe PK125 yang terkenal di Eropa Barat itu. Yang lain-lain, mengikuti sambil mengembangkan belaka.

Dari samping, potongannya mirip dengan skuter otomatik buatan Jepang namun lebih bergaya, khas rancangan Italia yang mementingkan sisi estetika dan kesinambungannya dengan fungsi. Bergaya tapi fungsional, kira-kira demikian.

Saat dicoba, lampu depan halogen 35 Watt-nya mampu menjangkau jarak sekitar 15 meter dengan pilihan lampu dekat-lampu jauh. Kedua lampu sein juga bisa berfungsi baik sebagaimana halnya dengan klakson bernada cukup tinggi yang masih bisa didengar di tengah hingar-bingar IIMS 2011.

Harga yang ditawarkan untuk ZIP100, berdasarkan lembar promosi, Rp12.900.000. . "Juga ada skema kredit dengan bunga fiks 11,5 persen setahun," kata penjaga stand Piaggio.

Model kedua, LX125 Carb, lain lagi. Potongannya adalah Vespa retro yang masih mampu mengembalikan kenangan orang pada garisan desain Vespa lawas yang sarat lengkungan.

Bedanya, LX125 Carb lebih tegas garisan moderennya dengan ban 11 inchi di depan dan 10 inchi di belakang. Kedua ban ini memakai tipe ban tanpa ban dalam dibungkus ban luar tipe radial. Spion bulat dan lampu besar bulat di stang mirip sekali dengan kakaknya, GTS-250 atau GTS-300 yang harganya jauh lebih mahal.

Untuk menyalakan mesinnya --ini sama semua-- pemakai harus menekan tuas rem belakang berbarengan dengan tombol start mesin. Ini untuk alasan keamanan belaka, karena mesin CVT tidak mengharuskan orang "memasukkan" gigi terlebih dahulu untuk melaju.

Bicara soal kapasitas mesin, angka 124 cc berdaya maksimal 7,4 kW/8.250 rpm dan torsi maksimal 9,1 Nm/7.250 rpm, mampu membawa lari skuter berbobot 114 kilogram itu dengan kecepatan sampai 110 kilometer per jam. Untuk menghentikan laju maka rem cakram dua kaliper menjadi andalannya.

Mesin LX125 Carb masih memakai teknologi karburator sehingga konsumsi BBM-nya diklaim sekitar 22,5 kilometer perliter. Lain lagi jika itu adalah injeksi, yang pada tipa LX150 ie bisa menjadi 35 kilometer perliter. Semua mesin empat langkah keempat tipe skuter ini diklaim tahan air selama saluran udara masuknya tidak tersentuh air.

Tipe terakhir, LX150 ie, dijual seharga Rp24.900.000. Memakai bodi "kaleng" berketebalan 0,6 milimeter dan 0,8 milimeter, produk Piaggio impor dari pabrik di Vietnam ini menjadi andalan.

Tipe ini merupakan tipe yang berdaya paling besar, 8,6 Nm/8.000 rpm (11,53 daya kuda/8.000 rpm) pada torsi maksimal 11,2 Nm/6.250 rpm. Jadi, gas tidak usah "dibejek" habis untuk bisa mendapatkan tenaga maksimalnya dan ini agaknya yang membuat dia bisa mencapai jarak 35 kilometer per liter.

Dengan kapasitas bagasi dalam besar, maka dua helm paruh muka bisa masuk ke dalamnya. Untuk membuatnya lebih menarik hati, maka lima enam warna ditawarkan, yaitu nero vulcano, rosso dragon, avorio naiade, monte bianco, giallo lime, dan celeste gramour.

Vespa, Italia, pasta, dan anggur…. empat hal ini ada di stand PIM. Kalau sudah melihat dan memegangnya, maka imaji berkendara dengan skuter pasti menjalari tubuh.

Bukankah…. "Lebih Baik Naik Vespa….."
(A037)


Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011