Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie menyatakan tidak memiliki faksi atau kubu di internal partai itu karena faksi-faksi sesungguhnya hanya ada saat berlangsung kongres partai.

Marzuki kepada pers di Jakarta, Selasa, meminta kalangan pers tidak menyebut kader-kader yang pernah mendukungnya sebagai kubu Marzuki Alie.

"Saya meminta dengan hormat media atau siapa pun untuk tidak menyebut lagi istilah kelompok/kubu Marzuki dalam kaitan berita-berita apapun. Bahwa kelompok-kelompok /kubu tersebut hanya ada pada saat kongres PD di Bandung dalam rangkaian kegiatan pemilihan Ketua Umum PD," ujar Marzuki melalui pesan singkatnya.

Menurut Marzuki, manakala telah terpilih ketua umum dan dengan berbagai pertimbangan hasilnya sudah diterima oleh berbagai pihak, tidak ada lagi istilah kelompok/kubu. Semuanya menyatu dalam kepengurusan DPP hasil kongres.

"Tanggung jawab pembinaan siapapun pengurus DPP dari kelompok/kubu manapun sudah menjadi tanggung jawab ketua umum terpilih. Penyebutan kubu tersebut bernuansa mengadudomba elit PD sehingga menimbulkan kebingungan kader," katanya.

Sementara itu, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin melalui wawancara langsung sebuah stasiun televisi pada Selasa petang kembali menyampaikan tudingan kepada elit partai itu, khususnya terkait Kongres Partai Demokrat di Bandung pada Mei 2010 yang memilih Anas Urbaningrum sebagai ketua umum.

Namun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa membantah tudingan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin bahwa kemenangan Anas di kongres karena adanya politik uang.

Kemenangan Anas di kongres, kata Saan kepada pers di Gedung DPR/MPR di Jakarta, Selasa, karena institusional yang telah terbangun antara Anas dan timnya.

"Jadi, tidak terkait dengan `money politics`. Ketika Yulianis (yang menurut Nazaruddin staf keuangan Anas) mengeluarkan uang perusahaan untuk kongres dan uang itu dibawa ke Bandung, setelah itu dibawa lagi ke Jakarta dalam keadaan utuh," katanya.(*)

(T.S023/E001)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011