Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya agar penyuntikan vaksin penguat (booster) untuk menangkal COVID-19 di luar Jawa dan Bali terus ditingkatkan, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Bapak Presiden juga memberi arahan agar dosis lanjutan atau booster di luar Jawa untuk ditingkatkan saat sekarang secara nasional dosis ketiganya 2,3 persen dan luar Jawa-Bali sebesar 1,6 persen,” kata Airlangga yang juga Koordinator PPKM luar Jawa-Bali usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi secara daring, dipantau di Jakarta, Senin.

Baca juga: Reisa: Vaksinasi penguat diratakan percepat capaian vaksinasi nasional

Airlangga mengatakan vaksinasi COVID-19 di luar Jawa-Bali akan terus ditingkatkan agar dapat seimbang dengan vaksinasi di Jawa-Bali dan dapat efektif mencegah penyebaran COVID-19.

Lebih lanjut, ia menyampaikan terjadi tren peningkatan kasus harian di luar Jawa-Bali, yakni mencapai 499 kasus harian.

“Kasus di luar Jawa-Bali terlihat bahwa kasus harian memang sudah meningkat ke 499, dengan transmisi lokal sebanyak 496, dan kasus berdasarkan PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri) sekitar 3 orang, dan tingkat kematiannya per tanggal 30 Januari adalah 2 orang,” katanya.

Baca juga: Vaksin penguat di triwulan pertama fokus gunakan AstraZeneca

Dengan begitu, pada 30 Januari 2022, jumlah kasus aktif COVID-19 di luar Jawa-Bali mencapai 3.326 kasus dari 61.713 kasus aktif nasional atau 5,4 persen.

“Kita harus juga waspada karena kita lihat dari kasus reproduksi efektif (Rt) COVID-19 itu di Sumatra naik menjadi 1,02, di Kalimantan menjadi 1,01, Maluku 1,08, Provinsi Papua 1,05, Nusa Tenggara 1,03 dan Sulawesi 1,” kata dia.

Berdasarkan rapat terbatas evaluasi PPKM, oemerintah, kata Airlangga, memutuskan untuk memperpanjang PPKM di luar Jawa-Bali pada 1-14 Februari 2022.

Baca juga: Menkes: Kerja sama berbagai pihak percepat program vaksinasi booster

“Kalau kita lihat ke depan di luar Jawa-Bali akan ada perpanjangan, yaitu tanggal 1-14 Februari berdasarkan level asesmen pandemi, baik itu terkait dengan transmisi komunitas atau tingkat penularan kasusnya, tingkat kematian, dan juga rawat inap, dan juga responsnya terkait dengan testing (pengujian), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan),” kata Airlangga.

 

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022