Sementara kita dapat fakta dari keterangan saksi, bom itu direncanakan untuk menyerang Pospol dan Polsek
Jakarta (ANTARA News) - Mabes Polri menemukan indikasi bahwa pimpinan Pondok Pesantren Umar bin Khattab di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan menyerang pos kepolisian (Pospol) dan sejumlah Polsek.

"Sementara kita dapat fakta dari keterangan saksi, bom itu direncanakan untuk menyerang Pospol dan Polsek," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam di Jakarta, Jumat.

Anton mengatakan petugas menemukan ada sekitar 15 bom molotov dalam olah tempat kejadian perkara ledakan bom di Ponpes Umar bin Khattab.

Anton tidak menyebutkan Pospol dan Polsek mana yang akan diserang, namun sasaran lokasi serangan kantor polisi di wilayah NTB.

"Ya (dugaan serangan terhadap Pospol) sedang kita dalami, yang jelas informasi kita dapatkan dari masyarakat," ujar Anton.

Anggota Polda NTB telah menangkap pimpinan Ponpes Umar bin Khattab, Ustad Abrori di kediaman orang tuanya di Desa Khananga Kecamatan Bolo, Jumat sekitar pukul 12.30 WITA.

Sebelumnya ledakan bom terjadi di Ponpes Umar bin Khatab di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, NTB, Senin (11/7) sekitar pukul 15.30 WITA, menewaskan pengajar santri yang juga bendahara Ponpes, Firdaus.

Polisi sudah menetapkan dua tersangka kepemilikan senjata tajam, yakni RH dan S, yang diamankan saat mengantarkan pemakaman Firdaus.

Penyidik juga memeriksa intensif lima orang saksi lainnya yang masih diamankan karena diduga mengetahui bom di Ponpes Umar bin Khattab.

(T014/E005)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011