Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI Utut Adianto menyatakan, PSSI agar kembali menjadi sebuah organisasi olahraga sesuai dengan rohnya.

"Kami dari Komisi X DPR RI sangat `concern` terhadap kisruh yang melanda PSSI dan sepak bola nasional," katanya dalam seminar "Selamatkan Sepak Bola Nasional" di Jakarta, Senin.

Menurut dia, PSSI agar dapat kembali ke rohnya sebagai induk organisasi olahraga.

"Pada kongres 20 Mei lalu tidak lebih merupakan pertempuran politik. Semua yang dimasuki politik tidak pernah bersih," katanya.

Ia menegaskan bahwa semua pihak harusnya bisa belajar dari sejarah. Hal itu menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dimasuki ranah politik tidak akan menuai keberhasilan.

Soal pembinaan sepak bola, Utut menilai bahwa ada ketidakkonsistenan di PSSI. "Mulai dari pembinaan. Kiblat mana yang akan kita pilih? Kita tidak usah bicara pentas dunia dulu, Tidak ada jalan pintas, tidak ada yang instan," katanya menegaskan bahwa PSSI harus segera membina kualitas persepakbolaan dan menghilangkan suap dalam kompetisi sepakbola lokal.

"Saya pribadi yakin FIFA tidak akan menjatuhkan sanksi kepada kita. Tapi bukan berarti kita 9 Juli nanti bisa santai," katanya soal Kongres PSSI 9 Juli.

Ia berharap, siapa pun yang terpilih agar menjauhkan diri dari politik. "Bidang olahraga selalu mengedepankan persahabatan," kata Utut yang merupakan salah seorang pecatur handal Indonesia.

Kongres PSSI 9 Juli mendatang mengagendakan memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan sembilan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.

Sementara pengamat sepak bola Ari Junaedi mengatakan, suasana kongres PSSI seperti miniatur dari karut marut persoalan bangsa yang sedang sakit.

Persoalan yang membelit seputaran kongres, sebetulnya akar persoalan mencari sosok yang bisa memimpin PSSI. "Selama ini para pemilik suara, terutama kelompok 78, selalu memaksakan suara-suara untuk mencalonkan Toisutta dan Panigoro sedangkan suara-suara lain selalu diremehkan dan dikerdilkan oleh kelompok mayoritas," katanya.

Ia menilai George Toisutta dan Arifin Panigoro sebaiknya legowo melepas kehendaknya untuk menjadi pengurus PSSI. "Untuk memajukan sepak bola nasional tidak harus selalu dengan jalan merebut kursi ketua umum," katanya.

Sementara itu, calon ketum di antaranya Achsanul Qosasih, IGK Manila, Sutiyoso dan Tahir Mahmud serta Agusman Efendi berharap kongres dapat berjalan lancar dan meminta ketegasan Komite Normalisasi memimpin sidang.(*)
(T.T009/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011