Kita berharap, mudah-mudahan harapan Karsih bisa terwujud, sebab hasil penelusuran Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) tidak ada nama Karsih yang akan mendapat hukuman pancung.
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa berharap, TKI asal Karawang, Jawa Barat Karsih Binti Ocin tidak dihukum pancung di Riyard, Arab Saudi.

"Kita berharap, mudah-mudahan harapan Karsih bisa terwujud, sebab hasil penelusuran Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) tidak ada nama Karsih yang akan mendapat hukuman pancung," kata Saan usai mendampingi Acah, ibunda Karsih bertemu dengan Kepala BNP2TKI  Jumhur Hidayat di kantor BNP2TKI, Jakarta, Senin.

Ia juga meminta kepada Acah untuk tidak berkecil hati karena posisi Karsih sudah diketahui.

"Ibu Acah tidak usah berkecil hati, Karsih masih hidup. Kalau data yang ada, tidak ada nama Karsih yang dihukum pancung," kata Saan.

Sementara itu, ibunda Karsih, Acah, menceritakan, komunikasi terakhirnya dengan Karsih terjadi pada tahun 2007. Saat itu, kata Acah, Karsih menceritakan kalau dirinya akan dihukum pancung karena dituduh membunuh anak majikannya.

"Setelah itu, dia enggak kasih kabar lagi," ucap Acah.

Acah menambahkan, dirinya juga sudah pernah meminta bantuan ke Partai Demokrat dan ke perusahaan yang mengantarkan Karsih ke luar negeri.

"Saya sudah bilang ke PT Rosana Aditya Asih yang memberangkatkan Karsih ke sana, saya malah dimarahi," katanya.

Acah meyakini anaknya masih ada di Arab Saudi. Karsih bekerja di Arab Saudi sejak tahun 1999 sampai 2011.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011