Jakarta (ANTARA News) - Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Rudy Hartono mengatakan, hasil pemain Indonesia pada turnamen All England yang baru lalu tidak memenuhi target dan akan segera dievaluasi menjelang kualifikasi Piala Thomas dan Uber. "Hasil All England tidak memenuhi sasaran, akan kita evaluasi mengapa gagal untuk persiapan menghadapi kualifikasi Piala Thomas dan Uber. Saya berharap para pemain lebih serius latihan agar lolos kualifikasi," kata Rudy saat dihubungi di Jakarta, Senin. Indonesia yang mengirimkan masing-masing satu tunggal putra, ganda putri dan ganda campuran serta tiga ganda putra gagal mencapai target meraih satu gelar karena minimal ganda putra dan campuran mencapai final dan tunggal putra ke semifinal pada turnamen tertua IBF tersebut. Prestasi ganda putra hanya sampai perempatfinal setelah pasangan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto ditumbangkan ganda Malaysia Mohd Zakri Abdul Latif/Gan Teik Chai, sedang pasangan campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir terhenti di semifinal kalah dari juara tahun lalu Nathan Robertson/Gail Emss asal Inggris. Tunggal putra Sony Dwi Kuncoro langsung tersingkir pada putaran pertama saat ditumbangkan pemain Malaysia Lee Tsuen Seng, sementara ganda putra nomor satu dunia Candra Wijaya/Sigit Budiarto dan Markis Kido/Hendra Setiawan gugur pada pertandingan pertamanya. Ganda putri Jo Novita/Greysia Polii yang tidak dibebani target harus menyerah pada putaran kedua saat bertemu pasangan kuat Cina Yang Wei/Zhang Jiewen. Berkaitan dengan kegagalan tersebut, Rudy mengatakan akan mengevaluasi strategi dan kondisi fisik pemain. "Saya lihat mereka (rata-rata) kalah pada set ketiga, apakah itu disebabkan karena fisik atau strateginya? Kalau fisik akan kita tingkatkan latihannya, tetapi kalau karena strategi tidak gampang, pemain harus diberi tahu agar tidak lengah sedikit pun," jelas maestro bulutangkis tersebut. Promosi dan degradasi Pada kesempatan yang sama Rudy juga mengatakan, PBSI dalam waktu dekat akan melakukan proses promosi dan degradasi. "Itu merupakan proses yang dilakukan setiap tahun. Promosi akan dilakukan melalui seleknas pada akhir Februari, sementara degradasi akan dikenakan pada pemain yang pada 2005 tidak mengalami kemajuan atau dalam setahun terakhir tidak berprestasi," kata Rudy. Meski belum bersedia menyebutkan jumlahnya, ia memastikan ada beberapa pemain senior dan junior yang akan terkena degradasi. Adanya degradasi, menurut Rudy juga berkaitan dengan jumlah pemain yang akan ditangani pelatih yang di masa datang dibatasi maksimal empat pemain tunggal atau empat pasang ganda per satu pelatih. "Pelatih tidak mampu jika anak asuhnya kebanyakan, nanti pemainnya akan terlantar, jumlahnya harus masuk akal," katanya. Soal pemain yang terkena degradasi maupun dikenai hukuman akibat tidak memenuhi target saat bertanding, Rudy mengatakan hal itu merupakan konsekuensi yang harus diterima sebagai motivasi untuk lebih berprstasi di masa mendatang. "Bukan menjadi beban," tambah Rudy.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006