Sekitar 24 persen dari 5.000 rumah sakit di AS yang melaporkan status staf mereka ke Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengalami "kekurangan staf yang kritis".
Jakarta (ANTARA) - Lonjakan COVID-19 terbaru di Amerika Serikat (AS) yang dipicu oleh varian Omicron yang sangat menular menyebabkan masalah kekurangan staf rumah sakit yang kritis di seluruh negara tersebut.

Sekitar 24 persen dari 5.000 rumah sakit di AS yang melaporkan status staf mereka ke Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (Department of Health and Human Services/HHS) AS mengalami "kekurangan staf yang kritis", menurut data HHS seperti dilansir Xinhua, Sel8asa.

Sementara itu, lebih dari 100 rumah sakit lainnya mengatakan mereka mengantisipasi masalah kekurangan staf dalam sepekan ke depan. Itu menjadi persentase terbesar dalam kekurangan yang dialami rumah sakit sejak HHS mulai merilis data tersebut pada November 2020.

Masalah kekurangan staf tersebut terus meningkat karena tenaga kesehatan garis depan terinfeksi atau terpaksa dikarantina akibat terpapar COVID-19.

Setidaknya 10 negara bagian di AS mengerahkan Garda Nasional untuk membantu rumah-rumah sakit yang kewalahan, seperti dilansir CNN.

Gubernur Virginia mengumumkan keadaan darurat pada Senin (10/1), untuk rumah sakit. Keadaan darurat selama 30 hari tersebut bertujuan untuk memungkinkan rumah sakit meningkatkan jumlah staf dan kapasitas tempat tidur mereka seiring rawat inap mencapai rekor tertinggi akibat lonjakan kasus virus corona dan peningkatan kasus flu.

Jumlah kasus rawat inap anak juga melonjak ke level tertinggi pandemi. Di Rumah Sakit Anak Los Angeles, tingkat kepositifan anak-anak yang dites COVID-19 meningkat dari 17,5 persen pada Desember menjadi 45 persen saat ini, menurut direktur medis rumah sakit tersebut Michael Smit.

Los Angeles Unified School District, distrik sekolah terbesar kedua di negara itu, mewajibkan semua siswa dan karyawannya teruji negatif sebelum kembali ke kelas.

Rekor tertinggi kasus harian baru COVID-19 di AS belum lama ini telah memberikan tekanan tambahan pada sistem perawatan kesehatan yang sudah kewalahan.
 
Para tenaga kesehatan membantu seorang pasien di "Area COVID" Rumah Sakit Beverly di Montebello City, California, Amerika Serikat, pada 22 Januari 2021. (Xinhua)


"Kendati data awal menunjukkan infeksi Omicron mungkin lebih ringan dibandingkan varian-varian lain, peningkatan kasus dan rawat inap diperkirakan akan menekan sistem perawatan kesehatan dalam beberapa pekan mendatang," menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat.

Hampir lima juta kasus baru COVID-19 dilaporkan di seluruh penjuru AS pekan lalu dari 2 hingga 8 Januari, yang menandai rekor penambahan kasus mingguan tertinggi sejak pandemi merebak di negara tersebut, menurut data Universitas Johns Hopkins. Selain itu, hingga 11.000 kematian baru juga dilaporkan pekan lalu.

Jumlah kasus harian COVID-19 di AS juga kembali mencatatkan rekor tertinggi baru pada Senin (10/1), dengan lebih dari 1,17 juta kasus COVID-19 dilaporkan secara nasional.

Saat ini, negara tersebut memiliki rata-rata hampir 700.000 kasus setiap hari, lonjakan kasus COVID-19 paling signifikan hingga saat ini, menurut data CDC.

CDC memproyeksikan bahwa varian Omicron dapat menyebabkan sekitar 95 persen kasus baru COVID-19 di negara tersebut.

Sejumlah pakar kesehatan mendesak masyarakat yang belum divaksinasi dan mereka yang memenuhi syarat untuk menerima suntikan penguat (booster) untuk melakukan vaksinasi sesegera mungkin.

Setidaknya 65,5 juta warga Amerika yang memenuhi syarat masih belum divaksinasi.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022